Jakarta –
Kementerian ESDM mengungkap dua kawasan potensial yang bisa menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga angin (PLTB) atau ‘kebun angin’. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Jisman P Hutajulu saat berbicara mengenai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
Jisman mengatakan, RUPTL baru sedang disusun dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024.
“Sebelum Oktober ya, sebelum Oktober. Jadi Pak Menteri juga sudah mengingatkan saya sebelum Oktober, semoga iya. Tapi ya, nanti kita akan lakukan lagi secara intensif dengan teman-teman PLN seperti itu. Kita harap bisa mendorong itu. ya,” kata Jiman di ruang kerjanya, Rabu (31/7/2024).
Ia mengatakan, penyusunan RUPTL menghadapi tantangan karena perhitungannya harus benar. Sebab pasokan listrik tidak untuk jangka pendek.
“Listrik itu investasinya tinggi, tentu harus ada pinjaman, apalagi izin seperti itu, FS sudah tidak salah lagi, lalu sistem apa lagi yang mau kita dorong, apa? , yang satu lagi mau. Ayo dorong ya,” ujarnya.
Baca juga: Pemerintah Tetap Tahan Tarif Listrik, Selanjutnya Tunggu Keputusan Jokowi
|
Ia kemudian mengatakan bahwa generator angin atau angin memiliki faktor kapasitas atau kapasitas produksi yang lebih baik dibandingkan generator tenaga surya atau solar. Ia mengatakan, sifat terputus-putus atau tidak tersedianya listrik pada pembangkit listrik tenaga angin lebih ringan dibandingkan solar.
Jisman kemudian menyinggung keberadaan wilayah yang berpotensi menjadi lokasi PLTB, yakni pesisir utara Jawa dan Sulawesi.
Lalu ada potensi, penemuan baru-baru ini di utara Pulau Jawa pada ketinggian 150 meter sangat besar. Di pantai utara Pulau Jawa. Dan di kaki Sulawesi sangat besar, ujarnya.
Ya, matahari hanya bertahan 4-5 jam. Ini kadang di musim hujan, kan di musim kemarau,” ujarnya.
(acd/das)