Ekspor Listrik RI ke Singapura Meningkat Jadi 3,4 GW, Nilai Investasi Rp 308 T


Jakarta

Indonesia akan mengekspor listrik ke Singapura sebesar 3,4 gigawatt (GW) yang bersumber dari energi baru terbarukan (EBT). Perjanjian ini memiliki nilai investasi sebesar US$ 20 miliar atau Rp 308 triliun (kurs Rp 15.400).

Hal ini ditandai dengan Pengumuman Interkoneksi Listrik Lintas Batas yang dilakukan pemerintah Indonesia, sejumlah perusahaan energi, dan pemerintah Singapura, pada International Sustainability Forum (ISF).

Menteri Tenaga Kerja Singapura Tan See Leng mengatakan, tahun lalu Singapura dan Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman untuk mendukung pengembangan proyek komersial dan interkoneksi perdagangan listrik lintas batas.

Baca juga: Luhut Pamer RI Punya 400 Proyek Zero Emisi 2060

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian ke-2 ini juga mengatakan, persetujuan bersyarat telah diberikan kepada lima perusahaan untuk mengimpor listrik rendah karbon sebesar 2 GW dari Indonesia ke Singapura. Namun pada tahun ini disepakati tambahan ekspor sebesar 1,4 GW sehingga totalnya menjadi 3,4 GW.

“Proyek ini akan mengekspor tambahan 1,4 gigawatt listrik rendah karbon dari Indonesia ke Singapura,” kata Tan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).

Tan menjelaskan peningkatan ekspor tersebut seiring dengan peningkatan target impor listrik Singapura dari 4 GW pada tahun 2035 menjadi 6 GW. Sejalan dengan itu, pihaknya memberikan tambahan izin ekspor kepada dua konsorsium Indonesia, antara lain Total Energies RGE dan Shell Vena Energy Consortium.

Sedangkan lima perusahaan yang telah mendapat persetujuan terlebih dahulu antara lain konsorsium Pacific Medco Solar Energy Medco Power dengan mitra konsorsium, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) dan Gallant Venture Ltd, perusahaan Salim Group, Adaro Green, dan TBS Energi Utama.

Baca juga: Luhut mengatakan kuota subsidi sepeda motor listrik 2024 akan terus berlanjut di era Prabowo

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan nilai kesepakatan proyek besar ini diperkirakan mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp. 308 triliun.

“Saya kira nilai proyek ini, Pak Rachmat (Deputi Bidang Koordinasi Prasarana dan Transportasi) berbisik kepada saya, sekitar US$ 20 miliar,” kata Luhut, dalam sambutannya.

Rencana besarnya, lima perusahaan pertama akan memulai proses transmisi listrik ke Singapura pada tahun 2028. Sedangkan untuk dua konsorsium baru rencananya akan dimulai pada tahun 2030. Sumber listriknya berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Sumatera. .

(sc/ara)

Source link