REST Area Heritage KM 260B Banjaratma adalah salah satu proyek dari PP Sinergi Banjaratma, anak perusahaan Pt PP (Persero) TBK. Area istirahat ini awalnya merupakan pabrik gula yang berhenti beroperasi pada tahun 1997 dan tidak digunakan untuk apa pun selama sekitar 20 tahun.
Selain itu, pabrik gula dipulihkan menjadi area istirahat dengan investasi Rp 149 miliar.
“Awalnya (modal konstruksi) Rp. 149 miliar. Yang kami bangun adalah atap bangunan. Jika baja itu masih dari tahun 1908.
Dina menjelaskan bahwa dengan luas area istirahat yang mencapai 10,6 hektar (HA) membutuhkan biaya pemeliharaan dan operasional. Dia mengatakan, hanya untuk gedung, sehingga bisa menghasilkan pendapatan sebenarnya sedikit.
“Kami harus membayar biaya untuk (pemeliharaan dan operasi) 10,6 hektar. Itu tidak buruk. Sebenarnya, itu tidak menghasilkan pendapatan, tetapi sebaliknya kami harus memiliki OPEX (biaya operasi) untuk pemeliharaan,” jelasnya.
Menurut Dina Rest Area mencatat pertumbuhan laba sebesar 15% per 2024 tahun ke tahun (YOY). Meskipun, kata Dina, dalam dua tahun pertama dia memimpin ada periode di mana perusahaan kehilangan hingga Rp 6 miliar per tahun.
“Karena pada tahun 2019 kami bebas satu tahun (biaya sewa untuk bisnis MSM). Lalu, saya baru saja mulai dibayar, terkena covid-19. Saya masuk selama era Covid-19, teman-teman pedagang ingin meminta diskon 70%.
Untuk informasi tambahan, outlet dalam penyewa (penyewa) di Banjaratma Km 260b Heritage Rest Area lebih dari 70%adalah perusahaan mikro kecil dan menengah (MSM). Secara total, saat ini ada 188 outlet MSM dan 27 outlet non-UMKM, dan menyerap sebanyak 560 pekerja.
Fasilitas di area istirahat ini termasuk Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Publik (SPKLU), Tempat Ibadah, Taman Rekreasi, Ruang Auditorium, Outlet Makanan, Pusat Souvenir, dan 80 Toilet Wanita dan 40 Toilet Pria.
Menurut catatan AFP, area istirahat warisan Banjaratma KM 260b mulai beroperasi sejak 17 Maret 2019. Area istirahat ini adalah bekas pabrik gula Banjaratma yang beroperasi dari tahun 1913 di bawah pemerintahan Belanda pada saat itu. Pabrik Gula didirikan oleh perusahaan perkebunan yang berbasis di Amsterdam, Belanda, NV Cultuurmaatschappij pada tahun 1908.
Pabrik, yang terletak di desa Banjaratma atau sekitar 5 kilometer barat kota Brebes, mulai beroperasi pada tahun 1913. Keberadaannya dulunya merupakan pekerjaan bagi beberapa penduduk desa.
Pabrik gula ini terpaksa keluar dari bisnis pada tahun 1997 karena biaya operasional yang tinggi. Tak lama, bangunan itu ditetapkan sebagai warisan budaya oleh pemerintah daerah. Dari apa yang telah diabaikan, sinergi Bumn melirik PG Banjaratma karena lokasinya dekat dengan jalan tol dan menjadikan situs warisan budaya ini sebagai area istirahat ikonik di daerah Brebes.
|
Jadi denyut nadi orang di halaman berikutnya. Klik Langsung
Heritage Area Istirahat Banjaratma KM 260B yang terletak di jalan tol Pembalang-Pejagan ke arah Jakarta adalah salah satu sumber rezeki bagi masyarakat sekitarnya. Tercatat, area istirahat ini menyerap sebanyak 188 outlet mikro kecil dan menengah (MSMS), atau setara dengan lebih dari 70% dari total outlet di area istirahat.
Beberapa outlet yang ditemukan di area istirahat ini mulai dari berbagai suvenir makanan khas breebes seperti telur asin, ada juga kerajinan tangan, mainan tradisional, ke restoran yang menyajikan makanan khas breebes.
Salah satu pedagang di area istirahat ini, yang enggan menyebutkan namanya, menyewa outlet sekitar Rp 2,3 juta per bulan. Nomor sewa ini tergantung pada area area perdagangan yang diinginkan. Barang dagangan yang ia ajarkan, antara lain, mulai dari mainan tradisional, hingga kerajinan tangan dan peralatan makan yang terbuat dari kayu dan tembikar.
“Ketika musim ramai (liburan dan liburan panjang) omset harian bisa lebih dari Rp. 5 juta per hari. Jika tenang, nol rupiah, kadang-kadang Rp. 500 ribu per hari. Tergantung, biasanya berbeda setiap hari. Di sini dimulai dari malam ke malam,” kata seorang pria paruh baya yang bertemu dengan AFP sambil mempertahankan outlet merchandise-nya, Kamis, Kamis, Kamis (2/2).
Pindah ke outlet lain, yaitu outlet suvenir Cirebon, merekam omset yang lebih besar daripada vendor kerajinan tangan. Per hari, kata Gilang si penjaga toko, outlet makanan dapat menghasilkan omset harian RP. 5 juta.
“Jika sangat ramai, itu bisa lebih dari Rp. 20 juta, kira -kira.
Mengonfirmasi tentang harga sewa outlet kepada Direktur Presiden PT PP Sinergi Banjaratma, Dina Yunanda, ia mengungkapkan sosok sewa Rp 220 ribu per meter per semuanya.
1 2
Lebih-lebih lagi