Jakarta – Komisioner Komnas Perempuan Bahrul Fuad mengkritik aksi penggerebekan pekerja seks komersial ( PSK) yang melibatkan anggota DPR Andre Rosiade.
Menurut Fuad, yang dilakukan Andre sama sekali tidak pantas. “Kami menentang dan mengecam tindakan penggerebekan yang dilakukan Andre. Menurut Komnas Perempuan ini cara-cara yang tidak cerdas dan tidak manusiawi. Melakukan penggerebekan terhadap perempuan yang dilacurkan itu,” kata Fuad saat dihubungi, Jumat (07/02/2020).
Menurut dia, PSK yang digerebek itu adalah korban. Terlebih, lanjut Fuad, muncul dugaan bahwa penggerebekan itu merupakan jebakan yang telah direncanakan sebelumnya.
“Perempuan yang digerebek itu kan sebagai korban. Secara khusus dia memang ditipu dengan transaksi tersebut dan ada indikasi penggerebekan itu direncanakan,” tuturnya.
Fuad mengatakan dalam hal ini, kesalahan tak bisa dituduhkan hanya kepada perempuan PSK. Menurut Fuad, transaksi seksual dilakukan kedua pihak, yaitu laki-laki dan perempuan.
Ia juga menambahkan ada ketidakadilan sistem yang harus diterima oleh para perempuan PSK.
“Perempuan harus diihat sebagai korban dari sistem patriarki. Terutama khusus menyangkut seksualitas. Perempuan selalu dianggap sebagai penyebab dari perbuatan asusila, sementara pasa dasarnya transaksi seksual bisa terjadi karena kedua pihak, baik perempuan maupun laki-laki,” tuturnya.
“Namun, dalam hal tersebut yang disalahkan selalu perempuan. Ini kemudian perempuannya ditahan sementara yang melakukan transaksi tidak diketahui karena pergi. Ini sebuah ketidakadilan sistem,” jelas Fuad.
Selain itu, Fuad mengaku heran dengan kapasitas Andre sebagai anggota legislatif. Ia menilai Andre tidak memiliki kewenangan untuk terlibat dalam penggerebekan tersebut. (Edy – www.harianindo.com)