Jakarta – Juru Bicara Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin menanggapi pengamanan super-ketat yang diberlakukan oleh aparat terkait dengan acara pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang digelar hari ini.
Menurut Novel, pengamanan yang dilakukan sudah sangat berlebihan. Seakan-akan negara ini sedang menghadapi peperangan.
“Ramainya berita tentang pelantikan yang heboh seperti mau perang. Ini karena yang dilantik ditolak oleh rakyatnya,” ujar Novel saat dihubungi, Sabtu (19/10).
Novel mengungkapkan bahwa penolakan tetap akan ada lantaran pemilu yang kemarin digelar penuh dengan kecurangan.
“Sehingga pelantikan begitu mencekam, bukan menjadi kebahagiaan rakyat Indonesia karena dari seluruh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) seluruh Indonesia, bahkan pelajar dari STM sampai SMP saja melakukan demo menentangnya sampai jatuh korban nyawa,” tekan Novel.
Novel melanjutkan, dilantiknya presiden saat ini selaras dengan legitimasi dan kesombongan institusi kepolisian yang tidak menunjukaan rasa untuk mengayomi masyarakat sebagaimana tugasnya.
“Karena sudah kita rasakan bahwa Polri menjadi alat politik kekuasaan yang tidak segan berlaku sewenang-wenang terhadap rakyatnya, siapa pun lawan politik penguasa maka tak segan oknum Polri mengkriminalisasi sampai ulama pun menjadi korban,” terang Novel.
Salah satunya dengan ditetapkannya Sekjen PA 212 Bernard Abdul Jabbar sebagai tersangka dalam kasus penculikan dan penganiayaan yang menimpa Ninoy Karundeng. “Ya itu salah satunya,” pungkas Novel. (Hr-www.harianindo.com)