Denpasar – Tertangkapnya terduga teroris Achmad Taufikkurrahman alias AT (45) dan putranya ZAI (14) rupanya tak banyak diketahui oleh tetangganya. Diketahui bahwa kedua terduga teroris tersebut tinggal sebuah kos di Jalan Sedap Malam, Kebonkuri, Denpasar.
AT dan ZAI tinggal di kamar nomor 1 dan 2. Di depan kamar tersebut, nampak onggokan besi-besi las beserta potongan-potongan besi lainnya. Rupanya, AT berprofesi sebagai tukang las.
“Ya ini pekerjaan Pak Taufik. Aktifitas ngelas setiap hari. Bahkan, dia bekerja hingga subuh,” kata Diana Putra, tetangga AT, pada Senin (14/10/2019).
Sepengetahuan Diana Putra, AT memiliki istri yang biasa dipanggil Ibu Umi dan anak berjumlah tiga. Mereka menyewa dua kamar kos dan pintu gerbang selalu tertutup.
“Per bulan Rp 600 ribu kosan ini. Terus terang kami tidak tahu kalau Pak Taufik dan anak lakinya ditangkap Densus 88 karena diduga bagian dari jaringan kelompok Jamaah Anshorut Daulah (JAD),” sambungnya.
Baca Juga: Cairan Bahan Peledak Ditemukan Saat Densus 88 Bekuk Terduga Teroris Asal Poso
Meski selalu akur, namun keluarga AT dikenal sebagai keluarga yang tertutup dengan warga sekitar. Selama ini, warga hanya mengetahui AT sebagai tukang las.
“Kami disini mengenalnya sebatas sebagai tukang las. Bikin kerangka lampu. Setahu saya dia dari Banyuwangi. Tinggal di sini kurang lebih 1,5 tahun,” tuturnya.
Tetangga AT yang lain, Putu Aditia, mengaku terkejut tatkala melihat banyak wartawan yang mendatangi kosnya. Ia menuturkan bahwa anak-anak AT pun tidak membaur dengan anak-anak di kawasan tersebut.
“Kami tidak tahu apa, yang jelas bapak tukang las itu tidak akur sama kami warga sekitar. Anak-anaknya pun tak bermain sama anak-anak kami di kompleks sini,” papar Putu.
Putu mengingat bahwa AT tiap sore hari kerap bermain drone. Selain itu, ia beberapa kali memergoki orang-orang berpakaian preman di sekitar kamar kos AT. Putu menduga mereka adalah polisi yang mengintai AT.
“Dia main drone biasanya sore hari. Dronenya diterbangkan hanya di atas area kosnya. Meski tertutup tapi mereka baik kalau disapa tetangga,” pungkasnya. (Elhas-www.harianindo.com)