Jakarta – Menteri BUMN Rini Soemarno akhirnya buka suara untuk memberikan tanggapan terkait dengan kasus bos-bos BUMN yang terjerat kasus korupsi. Sebagian besar para pentolan BUMN tersebut dalam genggaman tangan KPK.
Menurut Rini petinggi-petinggi BUMN yang terjerat kasus korupsi lantaran ulah pribadi mereka sendiri, bukan institusi BUMN. Kementerian BUMN, ungkap Rini, sudah memiliki regulasi yang jelas bahwa setiap sistem bisnis yang berjalan selalu menekankan pada transparansi.
Kementerian BUMN juga telah berkolaborasi dengan KPK untuk mencegah dan memberantas korupsi yang terjadi di lingkungan BUMN. Pernyataan lengkap Rini terkait dengan para petinggi BUMN terlebih yang terjerat dengan kasus korupsi dinyatakan pasca rapat di Istana Presiden, Kamis (03/10/2019).
Rini kedapatan meninggalkan istana lewat jalur belakang. Awalnya Rini enggan untuk memberikan tanggapan terkait penangkapan petinggi BUMN lantaran kasus korupsi.
“Apa, no comment,” sahut Rini ketika dihampiri oleh awak media.
Namun, petinggi nomor satu dalam BUMN tersebut akhirnya memberikan tanggapan terkait banyaknya pentolan-pentolan BUMN yang terjerat KPK. Berikut petikannya:
“Banyak BUMN yang ketangkap KPK, bagaimana Bu?”
“{lho jangan gitu, anda ngomongnya jangan BUMN, kita bicara itu perorangan, kita selalu menjunjung tinggi proses hukum. Tapi harap dilihat adalah itu urusan perorangan, dari awal kita si BUMN, saya mengeluarkan Keputusan Menteri bagaimana kita harus bekerja dengan transparan dengan benar, itu semua kita lakukan”.
“#pengawasannya bagaimana Bu?”
“terus, kita selalu melakukan pengawasan tapi memang kita juga kerja sama dengan KPK, kita bekerja sama dengan KPK sejak awal membuat program-program supaya BUMN ini juga jelas rambu-rambunya”.
“Tindakan tegas apa Bu?”
“lho kan langsung, langsung diberhentikan”.
“Evaluasinya bagaimana, agar tidak terulang?”.
“Gini lho, masalahnya kita bicara itu adalah perorangan, anda bisa tahu nggak hati orang? kita menganalisa seoptimal mungkin, kita melihat kemampuannya, kita melihat jejaknya yang kita anggap bagus. Tapi kita tidak tahu hati seseorang, kita tidak tahu godaan apa yang membuat mereka akhirnya lupa, itu kan yang harus kita terus ingatkan, dalam pertemuan kita, ada programnya, ada sistemnya, ada internal auditnya, dewan komisarisnya juga mempunyai fungsinya, jejaknnya itu ada dewan komisaris, direksi, itu semua ada internal auditnya, kita bekerjasama dengan KPK juga”. (Hr-www.harianindo.com)