Jakarta – Menko Polhukam Wiranto mengenang BJ Habibie lewat Sidang Istimewa DPR/MPR. Di mata Wiranto, BJ Habibie merupakan seseorang yang konsisten dalam membangun demokrasi.
“Suatu demokrasi baru di Indonesia. Terbukti apa, salah satunya adalah pidato pertanggungjawaban beliau di DPR tidak diterima, dia tidak ngotot jadi presiden. Tapi beliau justru mundur dari pencalonan presiden yang sangat mungkin dia bisa menang,” ungkap Wiranto setelah melayat di rumah duka BJ Habibie di Jalan Patra Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (11/09/2019).
“Tapi dia mundur karena apa, karena dia punya suatu konsistensi dalam membangun demokrasi. Sehingga beliau undur diri kemudian memberi kesempatan presiden selanjutnya, Presiden Abdurrahman Wahid, untuk memimpin negeri ini,” lanjut Wiranto.
Wiranto juga membeberkan kenangannya saat berjumpa dengan BJ Habibie. Habibie dikenang Wiranto sebagai negarawan yang memberikan pandangan positif.
“Dan sampai dengan kemarin saat saya bertandang ke rumah beliau, berbincang-bincang tentang negeri ini, beliau selalu memberikan satu pandangan-pandangan positif. Sebagai negarawan, sebagai demokratis, yang punya pengalaman berbagai macam bidang,” kata Wiranto.
Selain itu, Wiranto mengaku memperoleh pesan dari BJ Habibie. Habibie berpesan agar Wiranto ikut menjaga Indonesia lantaran sebagai warisan yang sangat berharga.
“Beliau memberikan suatu pandangan konstruktif bagaimana mempertahankan negeri ini. Pesan beliau yang saya masih ingat, rawatlah negeri ini, jagalah negeri ini, karena ini warisan yang sangat berharga bagi para pendahulu kita dan beliau konsisten tentang itu,” sambung Wiranto.
BJ Habibie menghembuskan nafas terakhir di usia 83 tahun di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 18.05 WIB. Putra BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, menyatakan jantung sang ayah akhirnya menyerah.
“Meninggal karena sudah menua, kemarin kan saya katakan gagal jantung karena penuaan,” kata Thareq di RSPAD, Rabu (11/09).
Habibie akan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta Selatan, pada Kamis (12/09), tepat di sebelah makam sang istri, Ainun Habibie. Upacara pemakaman akan dipimpin Presiden Jokowi.
Pemerintah juga menyerukan kepada masyarakat dan lembaga kenegaraan mengibarkan bendera setengah tiang selama 3 hari sebagai penanda hari berkabung nasional. (Hr-www.harianindo.com)