Jakarta – Di era informasi seperti sekarang ini, beredarnya berita-berita lancung alias hoaks tak lagi bisa dibendung dengan mudah. Hal tersebut diperparah dengan budaya literasi di Indonesia yang rendah. Akibatnya, banyak masyarakat yang masih rentan terhadap kabar-kabar bohong karena lemahnya daya kritis.
Hal tersebut dikemukakan oleh Najwa Shihab dalam acara Indonesia Writers Festival 2019. Presenter yang juga Duta Baca Indonesia tersebut mengatakan bahwa kebanyakan orang pada umumnya hanya puas membaca satu sumber berita dan berhenti di situ saja. Padahal, setiap media memiliki perspektif dan keberpihakan yang berbeda-beda. Sehingga, bias dalam informasi pun tak dapat dihindari jika hanya tergantung pada satu informasi saja.
“Penting untuk keluar dari bias, kita harus bisa membaca dari berbagai perspektif yang berbeda. Selama ini banyak orang yang hanya membaca untuk pembenaran asumsinya, bukan untuk mencari kebenaran,” ungkap Najwa di Universitas Multimedia Nusantara, Jumat (06/09/2019).
Najwa pun menyebut bahwa buku adalah solusi mudah bagi masyarakat agar tak mudah terpancing dengan berita-berita hoaks. Apabila masyarakat mau membaca buku, maka mereka akan terbiasa untuk berpikir kritis dan tidak mudah mengambil kesimpulan secara sembarangan.
“Obatnya yang paling murah dan mudah adalah terbiasa baca buku. Karena orang yang biasa baca buku itu akan menunda kesimpulan hingga akhir. Dan itu melatih kita untuk tidak cepat menghakimi orang,” kata Najwa.
Selain itu, dengan membaca buku maka masyarakat akan terbiasa untuk memilah-milah mana informasi yang valid dan mana yang lancung. Sehingga, masyarakat tak lagi mudah untuk diprovokasi dengan informasi-informasi yang tidak jelas. (Elhas-www.harianindo.com)