Jakarta – Dinas Pertamanan DKI Jakarta membangun instalasi Gabion sebagai pengganti karya seni Getah Getih yang dibongkar beberapa waktu lalu. Susunan batu dalam kerangkeng besi itu menuai polemik dikalangan masyarakat.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI, Gembong Warsono, ikut melontarkan kritikan terkait dengan penempatan instalasi Gabion di titik yang menjadi pusat kota Jakarta. Apalagi, klaimnya, instalasi Gabion itu bukanlah sebuah karya seni.
“Ya saya gagal paham memahami itu, maksudnya apa? Apakah untuk instalasi seni atau apa, kan kita nggak ngerti,” ungkap Gembong saat dihubungi, Sabtu (24/08).
“Ketika itu barang seni, kita bisa menilai. Tapi itu kan kita nggak bisa menilai, itu tumpukan batu, gitu loh. Itu yang saya maksud gagal paham ya,” imbuhnya.
Gembong mengungkapkan bahwa sebelumnya tidak ada pembicaraan dengan komisi terkait di DPRD terkait penempatan instalasi Gabion tersebut. Tiba-tiba batu dalam keranjang itu mejeng di taman dekat Bundaran HI.
“Sebagai ibu kota negara, tentunya kita harus menampilkan yang terbaik, dan harus juga mencerminkan bahwa apa yang kita tampilkan di tengah-tengah masyarakat itu betul-betul apa yang merupakan ide gagasan yang brilian,” jelas dia.
“Kalau ini kan saya nggak ngerti maksudnya apa. Makanya saya bilang gagal paham betul-betul mau mencermati apa yang sudah dihasilkan di Bundaran HI itu,” lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kehutanan dan Pertamanan DKI Jakarta, Suzi Marsita menyatakan bahwa instalasi Gabion bukan karya seni seperti Getih Getah karya Joko Avianto. Klaimnya, instalasi Gabion itu hanya sebagai penghias kota menyambut HUT ke-74 RI kemarin.
Instalasi Gabion dipilih lantaran hanya berbentuk keranjang sederhana dan mudah dirancang. Ornamen kota ini terbuat dari batu karang yang berguna untuk menyerap air. Selain itu, kata Suzi, instalasi ini memiliki simbol tersendiri terkait polusi.
“Kita bikin 3 pilar di situ karena kita punya konsep ada unsur tanah, air, udara, penyelarasan lingkungan. Jadi kita membuat dalam kaitannya dengan polusi, kita adalah kaitannya dengan HUT RI, itu kita membuat 1 ornamen kota,” tandas Suzi. (Hr-www.harianindo.com)