Surabaya – Plt Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Kabupaten Sampang Agus Mulyadi membeberkan bahwa dokter gigi berinisial I tinggal selama 7 tahun di Sampang, Madura. Sementara suaminya, HS sudah tinggal selama 10 tahun.
I dan HS dibekuk oleh Densus 88 Antiteror pada Kamis (22/08/2019), lantaran diduga terlibat terorisme dan berhubungan dengan jaringan ISIS. “Iya sekitar itu, lebih dari itu (7 tahun). Kalau yang saya tahu itu lama memang sudah (tinggal di Sampang),” ujar dia, Jumat (23/08/2019).
Mulyadi menyayangkan pihak Puskesmas Batulenger, tempat kerja I yang tidak segera mengajukan laporan bahwa I diduga terlibat jaringan ISIS.
Ia juga mengatakan bahwa status I di puskesmas tersebut merupakan pegawai negeri sipil (PNS). “Kayaknya PNS, (tapi) aya nunggu laporan dulu ya dari puskesmas. Saya masih crosscheck, masih belum ada jawaban,” kata Agus.
Sebelumnya berita mencuat, Bupati Sampang Slamet Junaidi membeberkan bahwa merasa kecolongan dengan tertangkapnya pasutri, I dan HS, terduga teroris yang terafiliasi dengan jaringan ISIS di Desa Bira Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, Jawa Timur, Kamis (22/08/2019).
Terduga teroris I merupakan istri HS. I berprofesi sebagai dokter gigi dan bertugas di Puskesmas Batulenger. Sementara itu, pekerjaan si suami, HS, belum diketahui. Namun, belakangan diketahui HS merupakan ahli bekam setelah ditemukan kartu identitas anggota Bekam Indonesia. (Hr-www.harianindo.com)