Jakarta – Politikus PKS Nasir Djamil mengklaim bahwa ada kekuatan tertentu yang mengganjal PKS untuk menduduki posisi wagub DKI Jakarta. Padahal kursi wagub adalah hak PKS.
“Sepertinya ada upaya untuk membolak balikan sesuatu yang sudah diatur, sesuatu yang sudah disepakati. Sepertinya ada kekuatan tertentu yang menghalang-halangi PKS menjadi wagub dampingi Anies. Kita sayangkan itu, sesalkan itu,” ujar Nasir di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (08/08/2019).
Nasir enggan menyebutkan pihak mana yang mengganjal PKS untuk duduk di kursi wagub. PKS sendiri telah menyepakati dua nama yaitu Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto menjadi wagub pengganti Sandiaga Uno.
“Kenapa hal yang sudah tersusun rapi tadi diberantakan. Ini yang kita khawatirkan, karena kalau terus terjadi akan merusak harmonisasi yang selama ini sudah terbangun di DPRD DKI,” ujar dia.
Nasir berharap bahwa permasalahan yang mengganjal PKS tersebut segera diselesaikan agar pemilihan wagub dapat berjalan dengan lancar. Kemudian, pengurus PKS di DKI bisa berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan DPRD DKI.
“Sehingga hambatan atau kecenderungan menggagalkan ini bisa hilang. Sayang Pak Anies memimpin DKI sendiri tidak ada teman. Padahal dia bisa lebih konsentrasi bila ada wakilnya. Sekarang tidak berkonsentrasi penuh, ini sangat disayangkan loh,” tuturnya.
Anggota komisi III DPR RI itu merasa prihatin kepada warga DKI yang tak punya wagub untuk upaya percepatan pembangunan di Ibu kota. Nasir tak ingin pembangunan di Jakarta terhambat.
“Harapan kami sebelum periode ini selesai, kursi kosong wagub DKI sudah diisi dan mari kita kembali pada kespakatan yang sudah dibuat dan mudah mudahan partai politik lainnya bisa memberikan dukungan,” tandasnya. (Hr-www.harianindo.com)