Jakarta – Ketua Bantuan Hukum Front Pembela Islam (FPI) Sugito Atmo Prawiro menduga isu pelarangan FPI yang dinyatakan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi bukan karena perbedaan ideologi. “Saya menduga karena terkait sikap oposisi FPI selama ini,” kata Sugito kepada Tempo, Ahad, 28 Juli 2019.
Sugito menyatakan bahwa ideologi FPI sudah tidak perlu diragukan lagi, karena organisasi tersebut sejalan dengan Pancasila dan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sugito menklaim, dalam konteks memegang prinsip FPI dapat dikatakan radikal. “Tetapi dalam konteks menghalalkan segala cara, tidak,” kata dia.
Ia beranggapan bahwa isu bahwa FPI kelompok radikal dan antiPancasila sengaja dilemparkan oleh pihak yang berbeda pandangan politik dengan FPI. “Saya kira ini terkait perbedaan pandangan politik yang menyebabkan banya pihak tidak sejalan dengan FPI, dan menginginkan FPI tidak eksis dan survive di Indonesia.”
Menurut Sugito, FPI merupakan organisasi yang terbuka. Ia menegaskan bahwa aktivitas FPI selama ini dilakukan secara terbbuka. “Kalau organisasi teroris tertutup, tidak muncul ke permukaan. Ini kan terbuka.”
Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menyatakan kemungkaan akan ada pelarangan oraganisasi massa, Front Pembela Islam (FPI), jika dari sudut pandang keamanan dan ideologis menunjukkan merekasudah beriringan dengan pemerintah. Pernyataan ini dimuat di media asing. (Hr-www.harianindo.com)