Jakarta – Persaudaraan Alumni atau PA 212 tak mendukung adanya rekonsiliasi antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. PA 212 menegaskan sudah tak pernah melakukan pertemuan dengan Prabowo sejak putusan sengketa Pemilihan Presiden oleh Mahkamah Konstitusi 28 Juni 2019.
“Mungkin Prabowo lebih mendengar masukan dari orang-orang sekitarnya yang jadi pengkhianat,” kata juru bicara PA 212 Novel Bamukmin, 13 Juli 2019.
Novel menduga pengkhianat itu adalah orang-orang partai. Dia mengklaim tak hanya PA 212 yang menolak rekonsiliasi ini. Tapi juga kelompok massa yang memberikan dukungan untuk Prabowo pada pilpres 2019 seperti Gerakan Nasional Pengawas Fatwa Ulama, Front Pembela Islam, dan Forum Umat Islam.
Novel juga mengisyaratkan pihaknya bakal menggelar Ijtima Ulama keempat untuk menentukan sikap terkait pertemuan Prabowo dan Jokowi di Stasiun Moda Raya Terpadu, Lebak Bulus, Sabtu, 13 Juli 2019. Itu pertemuan pertama sejak keduanya berkompetisi di pilpres 2019.
Dalam pertemuan tersebut, Prabowo dan Jokowi naik MRT dari Lebak Bulus menuju Senayan. Kemudian mereka makan siang bersama di FX Sudirman. Jokowi dalam keterangan konferensi pers meminta tak ada lagi sebutan cebong dan kampret. Dua istilah yang kerap disandang oleh masing-masing pendukung untuk mengejek.
Prabowo kemudian mengucapkan selamat kepada Jokowi. Banyak pihak menyebut pertemuan itu sebagai bagian rekonsiliasi antara kedua kubu. (Edy – www.harianindo.com)