Washington DC – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengeluarkan pernyataan bahwa dirinya mengurungkan rencana serangan ke Iran sekitar 10 menit sebelum serangan diluncurkan. Trump pun memberikan penjelasan alasan akan hal tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (22/06/2019), dalam pernyataan via Twitter, Trump menyatakan dirinya menarik perintah serangan di menit-menit akhir karena dia beranggapan bahwa serangan militer tidak akan menjadi tanggapan yang ‘sepadan’ terhadap aksi Iran menembak jatuh drone militer AS di Selat Hormuz.
DDiketahui bersama bahwa drone pengintai militer AS, Global Hawk, telah ditembak jatuh oleh rudal darat-ke-udara milik Iran saat mengudara di perairan antara Selat Hormuz dan Teluk Oman pada Kamis (20/06) waktu setempat. Pentagon mengeluarkan pernyataan bahwa drone itu terbang di atas perairan internasional saat ditembak jatuh oleh Iran. Namun Korps Garda Revolusi Iran menyatakan drone itu ‘melanggar wilayah udara Iran’ dengan terbang di atas perairan Provinsi Hormozgan.
“Kami siap beraksi untuk membalas, semalam, terhadap tiga target berbeda ketika saya bertanya, berapa banyak yang akan tewas. 150 orang pak, adalah jawaban dari seorang Jenderal,” ucap Trump dalam pernyataannya.
“10 menit sebelum serangan, saya menghentikannya, tidak sepadan dengan menembak jatuh sebuah drone tanpa awak,” terangnya. “Saya tidak terburu-buru, militer kita baru dibangun kembali, baru dan siap beraksi, sejauh ini yang terbaik di dunia,” imbuh Trump.
“Sanksi-sanksi sangat keras dan lebih banyak telah ditambahkan semalam. Iran TIDAK AKAN PERNAH memiliki senjata nuklir, tidak terhadap AMERIKA SERIKAT dan tidak terhadap DUNIA!” tegasnya.
Pernyataan Trump ini membenarkan laporan surat kabar terkemuka The New York Times (NYT) yang sebelumnya mengutip sejumlah pejabat senior pemerintahan Trump yang berhubungan dengan soal rencana serangan itu. Rencananya, serangan itu akan diluncurkan sebelum subuh pada Jumat (21/06) waktu setempat, untuk meminimalisir risiko bagi militer maupun warga sipil Iran.
Laporan NYT menjelaskan bahwa operasi militer terhadap Iran berada dalam tahap awal, dengan pesawat-pesawat tempur AS telah mengudara dan kapal-kapal militer sudah siap di tempat, namun pada menit-menit terakhir tidak ada rudal yang ditembakkan dikarenakan muncul perintah pembatalan.
Terlepas dari itu, pengakuan yang dinyatakan oleh Trump ini tergolong sangat aneh bagi seorang Presiden AS. Hal semacam ini memberikan gambaran soal perdebatan internal yang terjadi sejak lama di dalam Gedung Putih terkait kebijakan Timur Tengah.
Di sisi lain, keputusan Trump membatalkan rencana serangan ke Iran menunjukkan bahwa dia mengharapakan solusi diplomatik untuk menyudahi ketegangan yang semakin meningkat. “Saya tidak menginginkan perang, dan jika memang terjadi, akan ada kehancuran total yang belum pernah Anda lihat sebelumnya. Tapi saya tidak mengharapkan untuk melakukan itu,” tutur Trump dalam wawancara dengan NBC News yang ditayangkan pada Jumat (21/06) malam waktu AS. (Hari-www.harianindo.com)