Jakarta – Terus terjadi ketidakkonsistenan klaim kemenangan hasil pemilu yang dainyatakan oleh kubu 02 meski sidang perdana gugatan hasil Pilpres 2019 sudah dimulai. Mereka berdalih dikarenakan adanya perkembangan data IT internal.
“Jadi sekarang ada perkembangan. Kami kan terus datanya IT gitu lho. Data IT itulah kemudian yang dijadikan dasar perkembangan. Data IT sekarang kan lagi diproses terus menerus, kita kan jeda pada saat menulis itu permohonan ada di situ. Kemudian ada perkembangan terus menerus, datanya data IT,” ujar Ketua Tim Hukum Prabowo-Sandi, Bambang Widjojanto (BW) di Gedung MK, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (14/06/2019).
Atas dasar itu, terjadi perubahan angka atas klaim kemenangan Tim Prabowo-Sandi. BW kembali menyinggung soal adanya kecurangan yang dilakukan dengan memanipulasi suara yang dituding dilakukan menggunakan teknologi informasi.
“Makanya kemudian, nanti dalam permohonan itu akan dibuktikan dan bukti itulah kemudian yang jadi dasar. Tapi yang paling menarik rilis itu menegaskan sekarang ini kenapa pemilu itu terburuk? karena salah satunya menggunakan IT sebagai instrumen kecurangan,” sebutnya.
BW pun menjamin bahwa penggunaan IT yang dimaksudnya akan dibuktikan dalam persidangan. Namun ia masih merahasiakan data IT internal Prabowo-Sandi yang disebutnya masih terus ada perkembangan.
“Iya bos (akan dibuktikan). Nantilah bos. Buru-buru aja. Ketahuan dong,” tegas BW.
Mantan pimpinan KPK ini masih merahasiakan perihal saksi yang akan diajukan pihaknya dalam persidangan. Tim IT Prabowo-Sandi akan tetap terus berusaha untuk menggali.
“Itu (soal saksi) masak dibuka sekarang. Cuma saya mau bilang hari ini saya akan coba rilis lagi bagimana sistem IT bekerja dalam proses kecurangan,” sebutnya.
Prabowo-Sandiaga kembali menyatakan klaim kemenangan baru. BW sebelumnya mengatakan pihaknya memenangi Pilpres 2019 dengan meraih 71.247.792 suara. Angka ini tidak sama dengan angka yang tertuang dalam gugatan di MK, yang mana mereka mengklaim menang sebanyak 68.650.239 suara.
Berdasarkan hitungan Tim IT internal, kata BW, ada pengurangan suara 02 sebesar lebih dari 2.500.000 dan penambahan suara 01 sekitar di atas 20.000.000.
“Sehingga perolehan sebenarnya untuk suara pasangan 01 sekitar 62.886.362 (48%) dan suara untuk pasangan 02 sekitar 71.247.792 (52%),” kata BW melalui keterangan tertulis, Jumat (14/06).
Angka persentase yang ditulis di atas berdasarkan pada press release yang disampaikan Tim Prabowo-Sandi. Namun, jika dihitung, angka persentase yang ditampilkan tak sama. Berdasarkan klaim terbaru, persentase suara Jokowi-Ma’ruf Amin menjadi 47%, sedangkan Prabowo-Sandi 53%.
Tim Kampanye Nasional (TKN) menyoroti soal ketidakkonsistenan Prabowo-Sandi karena klaim kemenangan yang terus berubah-ubah setiap saat. Pasangan nomor urut 02 itu disebut pikun.
“Semakin hari memang tim Prabowo ini makin seperti tim yang linglung. Saking kebingungannya, tidak punya data dan fakta yang konkret, mereka lalu mengarang yang membodohi publik karena berubah-ubah,” ujar Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding. (Hari-www.harianindo.com)