Jakarta – Mengingat masa pemilu sudah usai, Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Ashiddiqie meminta semua pihak untuk saling memaafkan, membangun komunikasi positif serta meminta agar semua pihak tak lagi menebar kebencian.
“Mari kita bangun komunikasi yang positif, saling hormat-menghormati, jangan lagi saling menebar kebencian satu dengan lainnya. Pemilu sudah selesai, dan semua yang sudah menggunakan hak pilih mari kita kembali ke urusan masing-masing,” ujar Jimly di kantor GMNI, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/6/2019).
Mengingat situasi pemilu tahun ini, Jimly meminta serta mengimbau agar proses pemilu selanjutnya diserahkan kepada proses hukum di Mahkamah Konstitusi (MK) dan tidak mendahului proses hukum.
“Mendahului proses hukum tidak boleh, mendahului kehendak Tuhan juga jangan, ndak boleh juga. Kenapa? Karena sampai tanggal 20 Oktober pagi, kalau terjadi perang dunia ke-3, misalnya, MPR-DPR mati semua, maka tidak ada pelantikan pada tanggal 20 (Oktober). Maka demi bangsa dan negara, Presiden dan Wapres RI ya tetap yang sekarang. Maka kita tidak boleh mendahului. Maka kita jangan dulu tergesa-gesa,” tuturnya.
Selain itu menurut Jimly, keputusan MK bisa berbeda dengan keputusan KPU. Oleh sebab itu dirinya meminta semua pihak agar menunggu keputusan dari MK dan menghormati proses hukum.
“Apa yang diputuskan oleh KPU itu bisa berbeda dengan keputusan MK. Maka kita tunggu dulu, jangan mendahului putusan MK. Bisa saja oleh KPU yang menang A, oleh MK yang menang B, siapa yang tahu. Maka kita harus saling hormat menghormati, kita tunggu proses hukum,” imbuhnya. (Edy – www.harianindo.com)