Jakarta – Bagi mereka yang tengah mengalami krisis hidup dan berkeinginan untuk meninggalkan dunia cenderung tidak meminta bantuan. Tetapi bukan berarti mereka tidak membutuhkannya.
Salah satu jenis bantuan yang dapat ilakukan adalah melakukan tindakan preventif dengan menyadari pertanda peringatan yang ditunjukkan oleh mereka yang umumnya mengalami depresi ataupun kekosongan hidup.
Tidak jarang, mereka mengungkapkan keinginan tersebut pada orang sekitar.
Jika Anda berada dalam posisi tersebut, dimana orang terdekat Anda membicarakan seputar bunuh diri, berikut adalah beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk membuatnya berubah pikiran dan merasa lebih baik:
1. Jadi diri sendiri
Buatlah lawan bicara merasa bahwa Anda peduli padanya dan dia tak sendiri. Dengarkan segala bentuk emosi yang dikeluarkan. Meskipun pembicaraan tersebut bersifat negatif, fakta bahwa kondisi tersebut ada merupakan pertanda positif.
2. Bersimpati
Jangan bersikap menghakimi dan tetaplah sabar, tenang, dan menerima semua hal yang lawan bicara lontarkan. Yakinkan bahwa pertolongan selalu ada dan perasaaan ingin bunuh diri tersebut hanya sementara. Biarkan dia tahu bahwa hidupnya penting bagi orang lain.
3. Memberi respons serius
Jika seseorang mengungkapkan bahwa ia depresi, jangan sepelekan. Anda bisa menanyakan secara langsung apakah ia bertujuan untuk bunuh diri.
Pertanyaan tersebut tak berarti Anda memberikan ide tersebut, namun menunjukkan bahwa Anda peduli dengan dirinya dan ia bisa membagikan kesakitan yang dirasakan dengan Anda.
4. Jangan berdebat
Hindari ucapan defensif seperti ‘Anda punya segalanya dalam hidup’ atau ‘Hal itu akan menyakiti keluargamu’. Selain itu, jangan menunjukkan keterkejutan Anda dengan pikirannya, apalagi langsung menyebutkan bahwa bunuh diri adalah kesalahan.
5. Janji merahasiakan
Jangan berjanji untuk merahasiakan keinginan lawan bicara Anda, segera hubungi tenaga profesional demi kebaikannya. Selain itu, jangan menawarkan cara untuk memperbaiki masalah mereka, apalagi memberi nasehat. Hal tersebut dapat membuat ia merasa semakin benar dalam mengakhiri hidup mereka. Hal ini bukan tentang seberapa buruk masalah yang ia hadapi, namun seberapa berat perasaan sakit yang dia rasakan. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)