Jakarta – Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim mengaku tidak mengerti dengan kekalahan telak Jokowi-Ma’ruf di Sumatera Barat (Sumbar) pada Pilpres 2019.
Seperti diketahui, Jokowi-Maruf hanya memperoleh 14,1 persen suara. Perolehan ini bahkan turun bila dibandingkan dengan hasil Pilpres 2014 lalu dimana Jokowi-Jusuf Kalla mengantongi 23,1 persen suara.
“Saya pusing. Di mana salahnya Jokowi, apa yang tidak diperbuat Jokowi di Sumbar,” kata Hendra, Senin (13/5/2019).
Ketua DPD Golkar Sumbar ini menyebutkan pihaknya telah gencar melakukan sosialisasi, namun hasilnya justru lebih rendah bila dibandingkan dengan Pilpres 2014.
“Beberapa kali Jokowi mendatangi Sumbar, membangun Sumbar. Apa lagi yang kurang? Dukungan kepala daerah, dukungan ulama seperti Buya Masoed, Buya Shofwan, Buya Bagindo. Saya pikir semuanya sudah ada,” jelas Hendra.
Sedangkan menurut pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Asrinaldi, hasil yang diperoleh Jokowi-Maruf di Sumbar memang di luar prediksi banyak pihak.
“Hasil ini memang di luar prediksi banyak pihak karena sosialisasi Jokowi pada Pilpres 2019 ini lebih gencar dibandingkan 2014. Harusnya, suara Jokowi naik, tapi ini malah turun,” kata Asrinaldi.
Asrinaldi kemudian menduga, keinginan masyarakat Sumbar agar Prabowo yang menjadi presiden memang sangat kuat.
“Keinginan masyarakat Sumbar sangat besar, tapi secara nasional belum tentu. Masih menunggu keputusan KPU,” katanya.
(samsularifin – www.harianindo.com)