Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyebut tentang adanya ‘Provinsi Garis Keras’ di Indonesia saat menjadi salah satu narasumber dalam acara di salah satu stasiun TV. Video potongan wawancara yang berdurasi 1 menit 20 detik lalu beredar di media sosial.
Mahfud menjelaskan bahwa maksud dari istilah ‘Provinsi Garis Keras’ merupakan salah satu istilah biasa yang ada dalam dunia politik. Mahfud lantas menjelaskan dengan memberikan contoh salah satu daerah yang dimaksud seperti Madura.
“Dalam term itu saya juga berasal dari daerah garis keras yaitu Madura. Madura itu sama dengan Aceh dan Bugis, disebut fanatik karena tingginya kesetiaan kepada Islam sehingga sulit ditaklukkan. Seperti halnya konservatif, progresif, garis moderat, garis keras adalah istilah-istilah yang biasa dipakai dalam ilmu politik,” jelas Mahfud.
Mendengar hal itu, Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf Raja Juli Antoni angkat bicara. Pria yang akrab disapa Toni itu menduga Mahfud hanya ingin menjelaskan sebuah fenomena politik hari ini. Aspek agama dinilai merupakan salah satu penjelasan dari kompleksnya pembahasan politik.
Baca juga : Pemerintah Akan Tindak Tegas Penyebar Berita Hoaks dan Penghasut
“Politik sangat kompleks. Pak Mahfud mungkin mencoba menerangkan sebuah fenomena politik. Aspek agama mungkin hanya salah satu penjelasan saja. Bagai mana dengan aspek kultural? Perspektif ekonomi?” kata Toni saat ditemui di Jakarta, Senin (06/04/2019).
Toni menilai studi mengenai politik Indonesia harus dilakukan secara utuh. Sebab, menurut dia, Indonesia merupakan negara dengan yang kaya dengan fenomena politik.
“Kita perlu studi yang lebih komprehensif melihat politik Indonesia. Tidak salah banyak ahli yang mengatakan Indonesia adalah “laboratorium politik” dunia di mana teori-teori banyak diuji secara empiris, data dan fakta sosial banyak berserakan,” jelasnya.
(Muspri-www.harianindo.com)