Jakarta – Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengungkapkan bahwa ada komplotan di balik debat Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng) KPU di media sosial beberapa hati terakhir ini.
Awalnya, Mahfud MD menjawab cuitan netizen soal salah input data di Situng KPU yang menurut Mahfud tidak hanya menguntungkan satu paslon saja, melainkan keduanya.
“Sy ambil bukti di Jateng jg ya. Di Kabupaten Kendal, desa Bulugede TPS 9, semula diinput Paslon 02 mendapat 854 pd-hal di C1 hny 54. Coba track di situng KPU. Sy pny lbh dari 30 bukti ttg ini. Artinya apa? Keuntungan/kerugian itu bersifat silang dan sporadis, semua dpt,” tulis Mahfud MD melalui akun Twitternya, @mohmahfudmd, Kamis (25/4/2019).
“Sy jg pny bukti bnyk bhw 01 diuntungkan, spt halnya sy punya bukti banyak bhw 02 diuntungkan oleh salah entry itu. Kan sy punya bukti sebanyak 101 kesalahan. Yg pokok, keuntungan/kerugian sama2 dinikmati dari kesalahan sporadis yg 1/2500 itu. Nanti penentunya kan hitung manual,” tambah @mohmahfudmd, di waktu yang sama.
Tidak lama kemudian, Mahfud MD mengungkapkan bahwa dirinya diingatkan untuk tidak lagi melayani perdebatan soal kesalahan input data di Situng KPU karena diduga ada komplotan yang memang sengaja bertujuan mengadu domba melalui perdebatan ini.
“Saya baru dapat pesan dari kawan agar saya tak melayani lagi debat soal Situng. Sebab, dari yang mendukung atau yang menyerang, ada satu komplotan yang berbagi peran,” kata Mahfud MD, Kamis (25/4/2019).
“Yang satu berperan membela A, satunya berperan membela B, dengan sama kerasnya. Tendensinya mengadu domba agar kacau. Nunggu manual saja,” pungkasnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)