Harian IndoJakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin menilai klaim yang disebutkan Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso, yang menyebutkan bisa menang 80 persen bila tidak dicurangi, hanyalah halusinasi.
“Politik membuat elite di Jakarta berhalusinasi (halu). Mimpi di siang bolong. Mimpi kali ye menang 80%,” ujar Wakil Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Raja Juli Antoni, kepada wartawan, Rabu (24/4/2019).
Menurut Antoni, sikap elite politik yang ditunjukkan pasca pengumuman quick count hasil Pemilu 2019 ini justru membuat rakyat menjadi terbelah.
“Saya kasihan kepada rakyat yang kian terbelah oleh narasi elite yang membodoh-bodohi rakyat,” kata Antoni.
Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyebutkan, kedua pihak kehilangan momentum untuk melakukan rekonsiliasi yang seharusnya bisa dilakukan pada 17 April sore atau malam harinya.
“Kita kehilangan momentum rekonsiliasi pada tanggal 17 April sore atau malam hari ketika yang kalah berdasarkan QC seharusnya menelepon pemenang dan kemudian menyampaikan pidato kekalahan di depan publik,” tuturnya.
“Semua ini karena ego elite Jakarta. Halu dan mimpi di siang bolong,” lanjut Antoni.
Sebelumnya, Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menyebutkan, capres dan cawapres 02 ini seharusnya bisa menang telak 80 persen bila tidak dicurangi.
Hal ini disebutkan Djoko Santoso saat berpidato di acara ‘Syukuran dan Munajat Kemenangan Prabowo-Sandi’ yang diadakan di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
“Pada tanggal 17 April, dan hasilnya memang Prabowo-Sandi menang. Walaupun sebelum tanggal 17, tanggal 17 dan setelah tanggal 17 mereka curang terus. Curangnya ini sudah tidak aturan, mereka secara masif, terencana sistematik, dan brutal,” kata Djoko.
“Namun demikian masih tersisa suara 62%, dan itulah Prabowo-Sandi menyatakan kemenangan setelah dicurangi. Kalau nggak dicurangi, bisa 70 atau 80%,” tambahnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)
