Jakarta – Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab mengaku pernah menyarankan kepada Prabowo Subianto untuk melakukan people power namun ditolak.
Hal itu diungkapkan Rizieq yang saat ini masih berada di Arab Saudi, melalui rekaman video yang diunggah oleh channel YouTube ‘FRONT TV’ pada Minggu (21/4/2019).
Rizieq menuturkan, pada saat menjelang pengumuman KPU terkait hasil penghitungan suara Pilpres 2014 lalu, dirinya diundang oleh seorang pengusaha untuk bertemu Prabowo.
Menurut Rizieq, kala itu Prabowo terlihat kecewa dan tertekan karena merasa dirinya telah menang namun KPU justru akan mengumumkan bahwa pemenangnya adalah Jokowi.
Rizieq kemudian menyarankan agar Prabowo melakukan people power bila memang memiliki bukti telah terjadi kecurangan-kecurangan.
Namun Prabowo tidak menyetujuinya karena lebih memilih menggugatnya melalui jalur hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK).
“Saya beri dukungan upaya hukum namun saya sampaikan saya pesimis dan akhirnya terjadi adalah seusai dengan apa yang kita perkirakan,” ujar Rizieq dalam video tersebut.
Meski kecewa sarannya untuk melakukan people power tidak disetujui Prabowo, namun Rizieq kemudian mengaku mengerti bahwa saat itu sulit melakukan people power karena dukungan terhadap Prabowo tidak semasif sekarang ini.
“Tingkat antusias kepada Prabowo berbeda jauh dengan 2019 karena belum ada aksi 411, 212, Ijtima Ulama sehingga tingkat antusias sambutan pak Prabowo luar biasa dashyatnya,” tuturnya.
Rizieq berpendapat, kecurangan-kecurangan telah terjadi sejak 2014 lalu namun kala itu media sosial belum seramai saat ini.
“Saya merasakan bahwa sebetulnya kecurangan seperti ini sudah terjadi pada 2014 hanya saja ketika itu kita belum masuk ke euphoria media sosial,” kata Rizieq.
Berikut videonya :
(samsularifin – www.harianindo.com)