Jakarta – Pemilu 2019 telah usai dilaksanakan dengan aman, tertib, dan damai, meski hasil akhir masih dalam tahap penghitungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Namun demikian, di balik suksesnya penyelenggaraan Pemilu 2019 menyisakan sejumlah kisah duka di mana setidaknya 138 orang petugas meninggal dunia dalam menjalankan tugas. Angka tersebut merupakan petugas KPPS, Bawaslu, dan anggota kepolisian.
Menurut keterangan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Arief Budiman, hingga Senin (22/4/2019) sore, tercatat 90 petugas KPPS yang mennggal dunia di seluruh Indonesia.
Sedangkan 374 orang lainnya menderita sakit usai menjalankan tugas.
Sementara itu, dari data Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI dilaporkan sedikitnya 33 petugas Bawaslu meninggal saat menjalankan tugas pengawasan Pemilu 2019.
566 petugas Bawaslu lainnya menderita sakit dan juga mendapat musibah berupa kekerasan dan kecelakaan.
Untuk data dari Mabes Polri, Karopenmas Divisi Humas Polri, Brigjen Dedi Prasetyo mengungkapkan, ada 15 anggota polisi dari seluruh Indonesia yang meninggal dunia dalam menjalankan tugas mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019.
“Sampai dengan hari ini sudah 15 anggota yang gugur dalam melaksanakan tugas,” ujar Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Senin (22/4/2019).
15 anggota polisi yang meninggal tersebut bertugas mulai dari distribusi logistik, pengamanan pemilu, penghitungan suara, pengawalan surat suara menuju ke TPS sampai dengan tingkat Kabupaten.
Terkait hal ini, Mendagri Tjahjo Kumolo berjanji akan mencairkan dana untuk santunan para petugas yang meninggal dunia.
Untuk besaran dana yang diberikan, Tjahjo mengaku masih menunggu data dari Bawaslu, KPU, dan Kepolisian.
“Saya yakin Pemerintah akan memberi penghargaan, tetapi kalau soal anggaran nanti biar dari Bawaslu fix-nya,” kata Tjahjo Kumolo, Selasa (23/2019).
“Berapa untuk yang sakit, berapa yang meninggal termasuk KPPS, dan anggota Polri,” tambahnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)