Jakarta – Sekarang ini, sangat beragam item fesyen bermerek yang dijual dengan harga relatif murah dari harga aslinya. Namun, kita tentunya harus waspada apakah barang tersebut asli atau palsu. Keaslian suatu barang tentu menjadi perhatian dari beberapa pihak.
Salah satu barang yang sering dipalsukan adalah sepatu, khususnya sneaker. Sneaker tiruan dijual dengan harga yang sangat miring. Namun ada juga oknum yang nakal menjual barang palsu dengan harga yang tinggi karena bentuk hingga warna bisa sangat mirip dengan aslinya. Hal tersebut tentu saja uang yang tidak sedikit akan sia-sia karena Anda berakhir dengan mendapatkan barang palsu.
Salah seorang kolektor sneaker bernama Remon Nessa akan memberikan sedikit tips kepada bagaimana cara membedakan sneaker asli dan palsu. Menurut dia, membedakannya bisa dilihat dari warna, bentuk dan bahan, yang disesuaikan dengan rupa sneaker original.
“Warna misalnya, kita bisa lihat warna birunya enggak sama, itu paling gampang,” kata Remon belum lama ini.
Jika dilihat dari warna sangat susah untuk ditebak atau bahkan sama, Anda bisa mengecek keaslian sepatu dari bentuknya. Tak jarang sepatu yang palsu sering memiliki bentuk yang kurang simetris atau kurang rapi. Selain itu, jangan lupa cek juga material yang digunakan untuk sepatu tersebut.
“Kalau secara warna bisa sama, secara bentukannya kadang yang paling gampang. Bentuk tanpa harus pegang, kita sudah bisa lihat yang ini ramping, yang itu gemuk,” kata dia.
Namun, kata rapper Sweet Martabak tersebut, terkadang sepatu palsu bisa terlihat asli secara kasat mata. Material, bentuk dan warna bisa sangat persis dengan aslinya, sehingga Anda harus sangat jeli ketika meneliti sepatu tersebut.
Sepatu yang sangat mirip tersebut umumnya memang dibuat menggunakan materi dan cetakan yang sama dengan pabrik sepatu aslinya. Namun, lantaran produksi sepatu ini umum dilakukan dengan skala kecil membuat sepatu buatan rumahan tersebut tidak sesempurna buatan pabrik begitu pula dengan presisi jahitannya.
“Susah itu adalah yang biasanya sangat mirip. Biasanya dia ambil template dari pabrik sendiri dari material sampai cetakan sama dengan aslinya. Yang bikin dia missed adalah dia enggak pakai alat pabrik, cuma pakai cetakan. Yang bisa mereka tiru itu alat mass production-nya,” kata dia.
(Tita Yanuantari – www.harianindo.com)