Istanbul – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan benar-benar serius mengembalikan tetenger Istanbul Hagia Sophia sebagai masjid. Dalam wawancara dengan kanal televisi A Haber, Erdogan mengungkapkan menempatkan Hagia Sophia sebagai museum merupakan “kesalahan besar”.
“Kami pikir waktunya telah tiba mengambil langkah itu dengan mempertimbangkan permintaan dari warga Turki,” ucap Erdogan sebagaimana diberitakan AFP pada Kamis (28/3/2019).
Presiden berusia 65 tahun itu mengatakan Hagia Sophia bakal dicabut status museumnya, dan dikembalikan sebagai masjid seperti di era Kekaisaran Ottoman.
“Mereka yang ingin datang ke Hagia Sophia bakal mengunjungi Masjid Hagia Sophia,” tutur mantan Perdana Menteri Turki periode 2003-2014 itu.
Dibangun pada 537 Masehi di Abad Pertengahan, Hagia Sophia awalnya merupakan Gereja Kristen Ortodox Yunani yang dibangun Kaisar Byzantium, Justinian I.
Dibangun dua arsitek Yunani Isidore of Miletus Anthemius of Trailes, Hagia Sophia menjadi masjid kala Sultan Mehmed Sang Penakluk merebut Konstantinopel (nama lama Istanbul) pada 1453.
Setelah itu, bangunan yang sempat menjadi katedral terbesar dunia selama 1.000 tahun itu menjadi museum pada 1 Februari 1935. Erdogan mengucapkan kans itu di tengah kampanye bagi partainya, Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) jelang pemilu lokal pada 31 Maret mendatang.
Baca juga: Kapel Methodist Moriah Bakal Segera Diubah Jadi Masjid
Dia melanjutkan, pembahasan mengenai perubahan status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid bakal dilaksanakan selepas pemilihan. Berdasar laporan, perubahan itu berpotensi menimbulkan konflik dengan Yunani dan Turki yang merupakan anggota Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO).
Disinggung mengenai potensi kritik yang terjadi, Erdogan menyatakan dia menyoroti tentang serangan yang menargetkan Masjid Al Aqsa di Yerusalem. “Mereka yang tetap diam dalam serangan ini tidak berhak memberikan nasihat kepada kami apa yang harus dilakukan (mengenai Hagia Sophia),” tegas Erdogan. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)