Jakarta – Markas Besar Polri menyebut jumlah anggota kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Ali Kalora semakin berkurang. Dari 12 orang, saat ini tersisa tujuh orang.

Kelompok Ali Kalora
“Dari 12 orang, yang tewas empat, lalu yang kami tangkap hidup satu orang. Jadi sekarang total sisa tujuh orang,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo pada Sabtu (23/3/2019).
Selain itu, senjata yang digunakan oleh kelompok pimpinan Ali Kalora ini hanya tinggal tiga buah. “(Sisa senjatanya) tinggal satu laras panjang, dua senjata api laras pendek. Ali Kalora masih memegang dua, anggotanya di atas pegang satu senjata revolver,” kata Dedi.
Meski begitu senjata yang digunakan hanya tersisa tiga, Dedi menghawatirkan Ali Kalora cs justru membuat rakitan bom kelontong. “Tapi yang kami khawatirkan juga bukan senjatanya tapi bom lontong. Mereka cukup ahli merakit,” kata dia.
Dedi menjelaskan, kelompok MIT dapat membuat bom kelontong dari sisa-sisa barang lama yang masih belum digunakan dalam melakukan aksi. Bahan bom kelontong serta bom yang sudah jadi, selalu dibawa saat melakukan perpindahan dari satu ke tempat lain.
Baca juga: KPK Tangkap Direktur Krakatau Steel Dalam OTT
Dalam setiap penggerebekan yang dilakukan Satuan Tugas Tinombala, polisi selalu menyita bom kelontong. Baik yang melekat pada tubuh anggota maupun yang terletak di tempat penyimpan.
Kelompok MIT diketahui pernah berjaya pada 2012 saat masih dipimpin Santoso. Saat itu, jumlah anggota MIT mencapai lebih dari 40 orang. Namun, setelah Santoso tewas tertembak dalam kontak senjata pada 18 Juli 2016, Ali Kalora menggantikannya. Di bawah kepimpinannya, anggota, senjata dan perbekalannya diketahui terus menyusut. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)