Christchurch – Pelaku insiden penembakan membabi-buta di sebuah masjid yang terletak di Christchurch, Selandia Baru, ternyata sempat menayangkan aksi kejamnya tersebut melalui layanan live streaming di internet. Video live streaming berdurasi 17 menit tersebut, kini telah dihapus dari internet oleh pihak terkait.
Sebagaimana yang dilansir dari media lokal Selandia Baru, The New Zealand Herald, pada Jumat (15/3/2019), dalam live streaming tersebut, sang pelaku menyebut namanya sebagai Brenton Tarrant. Nama tersebut, mengarah pada seorang pria kulit putih berusia 28 tahun kelahiran Australia.
Tayangan di livestream tersebut, diawali dengan sang pelaku mengemudikan mobilnya ke Masjid Al Noor di Deans Ave, Christchurch. Lantas, pelaku tampak memarkirkan mobilnya di dekat jalan masuk ke masjid. Mobil yang dikendarai oleh pelaku, sebut The New Zealand Herald, berisikan sejumlah senjata api dan amunisi yang diletakkan di kursi penumpang bagian depan.
Kemudian, adegan selanjutnya menunjukkan aksi brutal dan sadis yang dilakukan oleh pelaku. Pelaku terlihat mempersenjatai diri dan berjalan ke dalam masjid, dengan korban pertama ditembak di dekat pintu. Dalam aksinya tersebut, pelaku menggunakan setidaknya satu pucuk senapan semi-otomatis dan banyak amunisi.
Tayangan lantas, menunjukkan pelaku melepas tembakan secara membabi-buta di dalam masjid. Pelaku memeriksa setiap ruangan di dalam kompleks masjid itu dan berulang kali melepas tembakan. Dia berhenti beberapa kali untuk mengisi ulang senjatanya.
Pelaku kemudian keluar dari masjid melalui pintu depan, usai berada di dalam selamat tiga menit. Di luar masjid, pelaku melepas tembakan secara acak ke arah mobil-mobil yang melintas.
Setelah itu, pelaku kembali ke dalam mobilnya mereka Subaru untuk mengambil lebih banyak amunisi. Pelaku lalu melepas tembakan ke arah jalanan tanpa target yang jelas. Ke arah kamera, pelaku berkata: “Tampaknya kita tidak mendapatkan burungnya hari ini.”
Selanjutnya, dia kembali masuk ke dalam masjid untuk memeriksa korban yang masih hidup dan melepas tembakan kembali. Saat pelaku keluar dari masjid lagi, dia berulang kali menembaki seorang wanita di jalanan. Pelaku kemudian masuk ke mobil dan meninggalkan lokasi.
Satu kendaraan yang nyaris mendekati mobilnya ditembaki beberapa kali dengan shotgun. Livestream tersebut, berakhir setelah 17 menit dan adegan terakhir menunjukkan pelaku melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Komisioner Kepolisian setempat, Mike Bush, menyatakan drinya menyadari keberadaan video livestreaming itu yang menyebar luas di media sosial. Ditegaskan Bush, otoritas setempat berupaya menghapuskan video itu dari internet. “Itu tidak seharusnya ada di domain publik,” sebutnya.
Penyedia layanan internet dan telekomunikasi di Selandia Baru bersama-sama berupaya menghapus dan memblokir situs-situs yang menyebarluaskan video itu.
Sejauh ini, Kepolisian Selandia Baru menahan empat orang terkait penembakan brutal di Christchurch. Selain di Masjid Al Noor, serangan juga dilaporkan terjadi di sebuah masjid di pinggiran Linwood.
Empat orang yang terdiri atas tiga pria dan satu wanita itu ditahan terkait serangan di dua masjid tersebut. Tidak diketahui pasti apakah pelaku yang menayangkan aksinya via layanan livestreaming ini termasuk dalam empat orang yang telah ditahan.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)