Ponorogo – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut angkat bicara soal ramainya warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, yang berbondong-bondong pindah ke satu pondok pesantren di Kabupaten Malang, karena isu akan adanya kiamat.
Menurut Khofifah, peristiwa tersebut terjadi karena warga tidak melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap informasi-informasi yang mereka terima.
“Itu kerentanan masyarakat ketika menerima informasi-informasi yang mereka tidak sempat tabayyun, tidak sempat klarifikasi atau mereka salah referensi,” kata Khofifah, usai menjamu kader GP Ansor se-Jawa Timur yang menggelar penutupan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Grahadi, Surabaya, Kamis (14/3/2019) dinihari.
Selain itu, warga telah menganggap orang tertentu sebagai panutan sehingga apa yang ia katakan langsung dipercaya begitu saja.
“Sehingga ketika orang yang merasa menjadi top reference dalam hidupnya itu menyampaikan sesuatu, ya sudah mereka langsung percaya, dianggap kebenaran,” jelas Khofifah.
Karena itu, Khofifah mengajak semua semua komponen masyarakat dan tokoh agama untuk lebih dekat dan berkomunikasi dengan warganya.
“Ini saya rasa fenomena-fenomena yang menjadikan kita semua harus makin banyak berkomunikasi dan bersapa dengan masyarakat,” ujar mantan Menteri Sosial ini.
Sebelumnya, Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni mengaku prihatin dengan warganya yang percaya begitu saja dengan isu akan adanya kiamat sehingga ramai-ramai pindah ke Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi’in yang berlokasi di Kabupaten Malang.
“Mereka percaya akan ada kiamat dan kalau di pondok itu enggak ikut kiamat,” kata Ipong.
“Sesungguhnya kita sudah melakukan pembinaan sekaligus memberikan pemahaman, tapi ya sulit, mereka terlanjur percaya dan meyakini,” lanjutnya.
Seperti diketahui, sebanyak 52 warga Desa Watubonang, Kecamatan Badegan, Ponorogo, Jawa Timur, memilih pindah dari desanya menuju Ponpes Miftahul Falahil Mubtadi’in di Kabupaten Malang, sejak sebulan lalu secara bertahap.
(samsularifin – www.harianindo.com)