Surabaya – Akademisi Rocky Gerung kembali menyindir pemerintahan Jokowi dengan meluncurkan kartu pra dungu. Hal ini dilakukan saat menjadi salah satu pembicara di Forum Pikiran Akal dan Nalar, pada Selasa (5/3/2019) di Surabaya.
Menurut tokoh yang sering melontarkan kata ‘dungu’ di setiap kemunculannya ini mengkritik Kartu Pra Kerja yang rencananya akan diterbitkan oleh Presiden Jokowi.
“Untuk menyukseskan supaya ia mau dipilih, ia mengeluarkan seluruh kartu. Bahkan, ada Kartu Pra Kerja. Buat Anda yang belum kerja, Anda akan diberi gaji oleh pemerintah,” kata Rocky Gerung.
“Semua kartu ini sudah dikeluarin, kecuali Kartu Pra Dungu. Dan sepertinya kartu itu tak akan dikeluarkan, karena akan dipakai sendiri,” lanjutnya yang disambut tepuk tangan peserta pertemuan.
Rocky kemudian menyinggung soal makin bertambahnya angka pemilih yang belum menentukan pilihannya (undecided voters), yang menurutnya karena mereka muak dengan kinerja pemerintah saat ini.
“Kali ini memperlihatkan bahwa, mengapa masih ada undecided voters yang justru bertambah ketika waktu menyempit,” ujar Rocky.
“Mereka yang undecided ini, undecided terhadap petahana. Sebab, seharusnya ada captive market terhadap petahana. Namun, nyatanya, justru bertambah. Itu mencengangkan kita,” jelasnya.
Program pembangunan yang sedang digalakkan oleh Presiden Jokowi juga dinilainya tidak banyak memberikan efek elektabilitas.
“Seluruh cerita sukses itu, mulai bangun jembatan, infrastruktur, faktanya hanya bisa membuat pertumbuhan ekonomi tak lebih dari 5,1 persen,” katanya.
“Padahal, kalau membangun jalan tol, ngumpulin tukang di Jawa untuk membuat jalan, sudah pasti jadi. Bagaimana mungkin, negara mempromosikan prestasinya dengan sekadar membangun jalan tol?” imbuhnya.
Selain masih tingginya angka pengangguran, kondisi ekonomi yang makin sulit juga menurutnya sangat dirasakan oleh para emak-emak.
“Pada saat yang sama, jalan tol dibangun, ada data bahwa penganggur terbesar di Indonesia di angka 17-26 tahun. Artinya, mereka yang punya kecemasan adalah para generasi milenial,” urainya.
“Yang bisa membaca kecemasan para milenial ini adalah para Emak-Emak. Jadi, kalau ingin melihat ketidakadilan ekonomi, silakan tatap mata emak-emak,” kata Rocky Gerung.
“Mata emak-emak, pagi-pagi harus menyisakan uang belanja untuk memberikan uang jajan kepada anaknya di esok harinya. Ini yang dirasakan emak-emak. Sehingga, seluruh sukses yang diucapkan oleh petahana adalah pencitraan yang dungu,” ujarnya.
Karena itu Rocky Gerung berpendapat, masih tingginya angka undecided voters karena ingin menunggu pemerintahan baru mewujudkan impian mereka.
“Undecided voters menunggu pemerintah baru untuk mewujudkan perencanaan keluarga yang lebih masuk akal,” ungkapnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)