Jakarta – Hutomo Mandala Putra atau Tommy Suharto kali ini beberkan penilaiannya mengenai selama sekitar 20 tahun reformasi masyarakat belum merasakah hasil pembangunan secara riil.
Saat ditemui di Boyolali kemarin, dirinya menuturkan bahwa “Dalam kesempatan yang baik ini, kita yang hadir disini, saya akan fokus dua hal yang ingin saya sampaikan, yaitu masalah ekomoni dan masalah sosial politik,”
“Kita mengetahui bahwa 20 tahun kita sudah melakukan reformasi, tentu ini bukan hal yang pendek, bukan waktu yang pendek. Tapi nyatanya kita tidak merasakan atau terutama masyarakat di pedesaan tidak merasakan hasil-hasil pembangunan secara riil. Bahkan nyatanya harga-harga naik dan juga pendapatan masyarakat tidak naik. Karenanya disinilah kami hadir untuk memperbaiki keadaan bangsa dan negara ini. Apalagi kita tahu bahwa laporan terakhir pemerintah bahwa hutang negara kita sudah lebih dari Rp 5.000 Triliun,” ungkap Tommy.
Dirinya berpendapat bahwa hutang itu menjadi beban dan menjadi beban bagi anak cucu kita. Pihaknya menyatakan tidak anti hutang yang antara lain digunakan untuk membangun. Namun hendaknya pinjaman tersebut disesuaikan dengan kemampuan untuk mengembalikannya.
“Ini memang selalu dibanggakan untuk infrastruktur dan sebagainya, tapi semua itu dana pinjaman yang tidak tahu kapan harus dikembalikan. Artinya itu adalah menjadi beban anak cucu kita nantinya. Untuk menanggung beban utang tersebut, sehingga kita juga akan merasakan beratnya hutang itu untuk membangun negara ke depannya. Karenanya kita harus merubah daripada kedaan ini untuk lebih baik,” katanya.
“Kita bukannya anti hutang, kita tetap wajib dan memang harus melakukan pembangunan dengan antara lain berhutang. Tapi kita harus mengukur kemampuan kita untuk mengembalikan dan proyek atau bidang-bidang apa saja yang harus kita tangani. Karenanya, Partai Berkarya disini akan berupaya, bersinergi dengan Parade Nusantara, khususnya para perangkat desa yang tergabung di Parade Nusantara ini untuk bersama-sama memperbaiki bangsa dan negara ini,” imbuh dia.
Tommy menyebutkan memiliki program yang diberi nama ekonomi kerakyatan. Program tersebut diyakini akan mempu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kita punya program yang namanya ekonomi kerakyatan yaitu ekonomi yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Ini tidak lain. Sebenarnya telah dikembangkan rakyat Indonesia khususnya petani, peternak, nelayan, buruh tani dan sebagainya yang kurang mendapatkan perhatian secara seksama oleh pemerintahan selama reformasi ini,” bebernya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)