Jakarta – Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo, mempertanyakan pernyataan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Buya Syafii Ma’arif yang menyebut puisi Neno Warisman biadab.
“Mbak Neno sejak dulu memang dikenal, antara lain, karena puisi. Dia sering menulis dan membaca puisi. Jika sekarang dia mencontoh doa Rasulullah SAW dalam puisinya, salahnya di mana?” tanya Dradjad Wibowo, kepada wartawan, Jumat (1/3/2019).
Menurut Drajad, bila ada pihak-pihak yang tidak setuju dengan isi puisi Neno Warisman bisa menyampaikannya melalui puisi lain, asalkan tidak merevisi doa.
“Orang berkarya seni melalui puisi ya kita hormatilah. Jika tidak sepakat dengan isinya, orang bisa bikin puisi lain yang dia cocok. Yang penting tidak merevisi doa,” ucap Drajad.
Politisi PAN ini kemudian menanyakan apakah Buya Syafii sedang khilaf saat mengatakan hal itu.
“Apa Pak Syafii sedang khilaf ya? Saya mendoakan kebaikan bagi beliau,” pungkas Drajad.
Sebelumnya, Buya Syafii Maarif menyebut puisi yang dibacakan Neno Warisman di acara Munajat 212 yang digelar di kawasan Monas ada 21 Februari 2019 lalu, biadab.
“Itu puisi, itu kan sudah saya (jelaskan). Saya kemarin di Jakarta bicara, ini puisi biadab. ‘Biadab’ itu bahasa Persia. ‘Bi’ itu artinya ‘tidak’, ‘adab’ itu ‘tata krama’,” kata Buya Syafii di sela-sela acara bedah buku karyanya yang berjudul ‘Krisis Arab dan Masa Depan Dunia Islam’ di Gedung Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jumat (1/3/2019).
Menurut Buya Syafii, Neno Warisman tidak mengerti agama sehingga membuat puisi seperti itu.
“Ini dia membuat (membawa nama) Tuhan dalam pemilu, itu kan biadab dan dia nggak ngerti agama. Neno itu nggak paham agama,” tandasnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)