Tuamase – Nusa Tenggara Timur (NTT) dikenal sebagai salah satu destinasi yang eksotik. Salah satu yang paling populer adalah Labuan Bajo.
Namun tidak hanya kawasan Labuan Bajo dan Taman Nasional Komodo saja yang menawarkan keindahan alam luar biasa. Adalah Bukit Tuamese, tempat di mana Anda bisa melihat indahnya alam NTT yang berbeda dari biasanya. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai Raja Ampatnya NTT,
Meski belum banyak yang mengenalnya, bukit yang berada di Desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) itu memiliki panorama yang tak kalah dengan Wayag di Raja Ampat atau pulau Padar di Labuan Bajo.
Meski belum banyak yang mengenalnya, bukit yang berada di Desa Tuamese, Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) itu memiliki panorama yang tak kalah dengan Wayag di Raja Ampat atau pulau Padar di Labuan Bajo.
Di puncak bukit itu siapapun bisa melihat hamparan tambak yang berubah layaknya danau. Di sisi sebelah Barat, birunya laut membentang sejauh mata memandang, dipadu dengan hijaunya vegetasi dari pohon lontar di pesisir pantai.
Untuk sampai ke puncak bukit, Anda hanya perlu mendakinya setinggi 200 meter. Namun, Anda harus berhati-hati karena jalur trekkingnya curam dan berpasir. Sebab, di lokasi tersebut belum tersedia infrastruktur tangga seperti di Pulau Padar.
Untuk menuju lokasi Tuamese, pengunjung bisa menyewa kendaraan roda empat dengan pengemudi asal Atambua, opsi itu menjadi pilihan yang tepat. Sebab dibutuhkan pengemudi berpengalaman dan paham medan agar waktu tak terbuang sia-sia lantaran salah jalan. Terlebih lokasi tersebut belum dikenali oleh aplikasi Google Maps.
Jalur yang dilalui juga terbilang mulus meski masih ditemui beberapa jalan bebatuan. Pengunjung juga akan melewati bendungan Rotiklot yang baru rampung pengerjaannya. Sesampainya di daerah Ponu SP 1, desa terakhir sebelum sampai tujuan, lalu belok ke kanan menuju Bukit Tuamese.
Ada baiknya bertanya dan menyapa warga setempat di mana letak Bukit Tuamese. Jangan kaget dengan jawabannya, sebab warga setempat banyak yang menamainya Raja Ampat. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)