Jakarta – Din Syamsuddin selaku Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) ungkapkan penilaiannya bahwa partai Islam di Indonesia saat ini porak-poranda.
Saat ditemui di kantor MUI, dirinya berkata bahwa “Yang saya maksudkan begini, kekuatan politik Islam formal, partai politik Islam itu sekarang porak-poranda, terutama sebagai konsekuensi logis reformasi. Tahun 1999, di awal reformasi, hampir ada 200 partai Islam oleh tim yang dipimpin Cak Nur. Verifikasi hanya 22 partai Islam dan partai yang tersisa sekarang,”
Pernyataan itu ia ungkapkan saat Din berikan sambutan dalam rapat pleno ke-36 Dewan Pertimbangan MUI. Menurut Din, partai Islam saat ini tidak bisa bersatu karena memiliki kepentingan politik yang berbeda.
“Partai yang tersisa sekarang, yang berbasis massa Islam, ini susah untuk bersatu, karena partai-partai politik Islam yang secara bersengaja ingin mendasarkan pada Islam. Porak-poranda dalam arti jalan masing-masing,” jelasnya.
“Ya seharusnya mereka kan berkoalisi secara strategis. Apa yang menjadi wawasan Islam tentang pembangunan ekonomi, wawasan Islam tentang pembangunan kebudayaan Indonesia. Nah, mereka nggak sempat ke masing-masing, dan terutama dalam hal pencalonan presiden masing-masing sudah punya calonnya,” papar Din.
“Jadi terlalu berat pragmatisme dan kepentingan politik bersifat duniawi. Ini yang dari sudut kami, ormas-ormas ini sangat disayangkan,” imbuhnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)