Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, anggaran riset dan pengembangan yang dimiliki Indonesia mencapai Rp 26 triliun, dan itu sudah cukup besar.
“Jadi, sudah gede anggarannya sebetulnya meskipun ke depan kita ingin mengembangkan lagi,” kata Jokowi setelah melakukan pertemuan dengan CEO Bukalapak Achmad Zaky di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (16/2/2019).
Sebelumnya melalui akun Twitternya, Achmad Zaky mempertanyakan soal minimnya dana anggaran riset dan pengembangan yang dimiliki Indonesia bila dibandingkan dengan negara lain.
“Omong kosong industri 4.0 kalau budget R&D negara kita kaya gini (2016, in USD) 1. US 511B 2. China 451 B 3. Jepang 165B 4. Jerman 118B 5. Korea 91B 11. Taiwan 33B 14. Australia 23B 24 Malaysia 10B 25. Spore 10B 43. Indonesia 2B. Mudah2an presiden baru bisa naikin,” cuit akun Achmad Zaky, Kamis (14/2/2018).
Menurut Jokowi, dana sebesar Rp 26 triliun tersebut tidak fokus karena tersebar di kementerian-kementerian. Karena itu, Jokowi merencanakan akan membentuk lembaga khusus yang mengurusi penelitian dan pengembangan.
“Kita baru menyiapkan sebuah kelembagaan besar agar arahnya jelas. Tembakannya tepat sehingga inovasi negara ini bisa muncul,” kata Jokowi.
“Sekarang ini tersebar di kementerian dan lembaga sehingga fokusnya ke mana itu yang ingin kita benahi,” imbuhnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)