Jakarta – Pihak Gerindra akhirnya berikan klarifikasi terkait kebenaran adanya pamflet istruksi kepada para kader Gerindra Jateng untuk mengikuti shalat Jumat bersama Prabowo Subianto di Masjid Agung Semarang.
Saat ditemui kemarin, Joko Santoso selaku Sekretaris DPC Gerindra Semarang menuturkan bahwa “Iya benar,”
“Jadi begini dalam suatu organisasi ada kedatangan seorang ketum itu kan wajib mengerahkan semua elemen yang ada di dalam struktur partai. Kalau di kita, DPC itu ada PAC, ada ranting, dan ada simpatisan dan struktur partai,” katanya.
“Ketika ketua kita di manapun tetap kita ikuti wong kita menyambut kedatangan ketum. Ya di masjid, atau di manapun. Kebetulan kan pas beliau di masjid ya kita ikuti di masjid. Kalau beliau di restoran ya kita ikuti di restoran. Jadi menyambut ketum itu wajar dan wajib,” imbuh Joko.
Namun dirinya kemudian kembali menjelaskan bahwa tidak ada niat untuk berkampanye atau mempolitisi ibadah dalam surat instruksi tersebut. Apalagi, jelas dalam surat instruksi melarang para kader untuk mengenakan atribut partai maupun atribut yang berkaitan dengan Pilpres 2019.
“Nah itu karena kegiatannya di masjid, itu ada keterangan yang saya sampaikan bahwa, karena saya tahu masjid itu tidak boleh digunakan untuk kampanye, karena sebagai tempat ibadah. Maka di situ untuk menyambut kedatangan beliau, dan tidak boleh menggunakan atribut partai. Tapi harus menggunakan baju islami,” jelasnya.
“Kita nggak mungkin menggunakan masjid untuk kampanye. Kalau Jumat kan memang kewajiban seorang muslim untuk Jumatan to mbak. Tempatnya di manapun, kalau Pak Prabowo di Semarang kan ya Jumatan di Semarang, mosok dilarang,” imbuh Joko.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)