Jakarta – Melakukan kerja sama dengan Islamic Medical Service (IMS), Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM menggelar program gerakan hapus tato di Lembaga Pemasyarakatan Kembangkuning, Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, pada hari ini.
Program tersebut pun disambut dengan antusias oleh warga binaan. Salah satunya adalah IK. Dia mengaku ingin menghapus tatonya lantaran ingin hijrah ke jalan yang benar. Tak sedikit dari mereka yang mengaku akhirnya menyesal lantaran tidak berfikir panjang saat memutuskan untuk memenuhi tubuh mereka dengan tato.
“Semangat berhijrah. Jika masih bisa, kelak kami juga ingin kembali dengan bersih memenuhi panggilannya,” ucap IK dikutip dari keterangan resmi Ditjen PAS, Sabtu (9/2/2019).
“Sungguh kami takut jika penebusan dosa kami di lapas ini, ibadah kami tidak ada artinya di hadapan Allah hanya karena sebuah tato,” tambah TN, Narapidana kasus pembunuhan yang masih akan menjalani masa pidananya selama 6 tahun lagi di lapas tersebut.
Kepala Seksi Pembinaan Narapidana Lapas Kembangkuning Nusakambangan, Sudiro merasa senang melihat rasa antusiasme yang terlihat jelas pada raut wajah para narapidana hijrah. Mereka berbondong-bondong keluar blok hunian untuk segera mendaftarkan diri untuk mengikuti program penghapusan tatto tersebut.
“Hijrah itu indah, kami tidak pernah memaksa, ini murni inisiatif WBP (Warga Binaan Pemasyarakatan) sendiri untuk ikut gerakan hapus tato,” ungkapnya.
“Program ini sangat dinanti dan sangat berguna untuk memberikan motivasi, harapan dan suntikan semangat baru bagi WBP yang ingin berubah menjadi lebih baik,” Sudiro menambahkan.
Sementara itu, Direktur Islamic Medical Service, Imron Faizin yang juga turut hadir dalam kegiatan itu menyatakan, pihaknya sangat senang dapat membantu sekaligus memberikan semangat hijrah bagi para WBP.
“Semoga ini menjadi jalan yang baik dan ibadah bagi kita semua,” tegasnya.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)