Jakarta – Banyak pihak yang berpendapat bahwa Ma’ruf Amin belum memberikan dampak suara signifikan terhadap pasangannya, Joko Widodo (Jokowi).
Saat ditemui kemarin, Yunarto Wijaya selaku Direktur Ekseskutif Charta Politika menuturkan bahwa “Masih kecil sekali bagaimana faktor Kiai Ma’ruf sebagai calon wakil presiden menjadi insentif elektoral ternyata dari keseluruhan pemilih dan ini hanya ditanyakan kepada pemilih Jokowi hanya 0,2 persen karena suka dengan Kiai Ma’ruf, belum menjadi insentif elektoral,”
“Menarik, ada muncul angka suka Sandiaga Uno angkanya lebih besar dari Kiai Ma’ruf ketika kita uji insentif elektoral ada 2,5 persen yang memilih nomor 2 karena faktor Sandi,” paparnya.
Namun dirinya kemudian menuturkan bahwa ada stagnasi elektabilitas dari pasangan Jokowi-Ma’ruf dan Prabowo Subainto-Sandiaga Uno. Stagnasi itu selama 3 bulan terakhir, yakni dari Oktober hingga Desember 2018.
“Pada survei bulan Oktober, Jokowi mendapat perolehan 53,2 persen melawan Prabowo 35,5 persen. Namun, di bulan Desember, suara Prabowo turun menjadi 34,1 persen. Dari situ terlihat suara kedua paslon masih stagnan antara Oktober sampai Desember 2018,” ujar Yunarto.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)