Jakarta – Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Ilham Bintang menyayangkan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto yang menyebut jurnalis antek pemecah Republik Indonesia. Tak seharusnya, Prabowo melampiaskan kekesalannya kepada wartawan.
“Saya baca dia kesal sama pers. Tapi disayangkan Prabowo menempuh cara yang tidak benar untuk protes wartawan,” kata Ilham kepada Medcom.id, Jakarta Pusat, Rabu, 5 Desember 2018.
Dia mengungkapkan, untuk mengoreksi produk jurnalistik ada jalur tersendiri, yakni dengan memberikan hak jawab atau hak koreksi. Tentu, jalur itu harus melalui Dewan Pers.
“Kalau keberatan pun enggak ditujukan ke wartawannya langsung, tapi bisa ajukan ke Dewan Pers. Itu kan sudah diatur dalam Undang-undang Pers,” ungkapnya.
Jika laporan pengadu tak terpenuhi, maka yang bersangkutan bisa menempuh jalur hukum. Namun kenyataannya banyak orang yang ingin instan. “Niatnya mau koreksi wartawan tapi cara yang ditempuh salah dan menggunakan diksi yang kesannya bermusuhan wartawan,” ungkap dia.
Namun wartawan senior ini tak yakin Prabowo benar-benar ingin bermusuhan dengan jurnalis. “Saya enggak percaya Prabowo ingin bermusuhan,” katanya.
Baca juga: KPI Tegaskan Belum Ambil Sikap Terhadap Media yang Tidak Meliput Reuni 212
Sebelumnya, Prabowo menuding pemberitaan di media sebagian besar memublikasikan berita bohong. Prabowo pun mengajak publik tak usah lagi menghormati jurnalis yang bekerja mewartakan berita.
“Pers ya terus terang saja banyak bohongnya dari benarnya. Setiap hari ada kira-kira lima sampai delapan koran yang datang ke tempat saya. Saya mau lihat bohong apalagi nih,” kata Prabowo di Hotel Sahid, Jakarta Pusat. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)