Jakarta – Boni Harges selaku Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) soroti gerakan aksi Reuni Akbar 212 pada hari Minggu kemarin yang dinilai tidak lagi menjadi gerakan moral.
Ia menjabarkan bahwa acara tersebut sudah mengalami pergeseran menjadi gerakan politik.
Dalam diskusi LPI, dirinya menuturkan bahwa “Kami sudah sampaikan bahwa reuni 212 ini bukan lagi gerakan moral, tetapi gerakan politik yang memang bertujuan memenangkan pasangan capres-cawapres tertentu,”
Selain itu dirinya juga menuturkan bahwa nuansa politik sangat terlihat dengan kasat mata. Terlebih, ia menyebut aksi Reuni akbar 212 itu sarat gerakan kampanye politik dari salah satu pendukung calon presiden.
“Lebih konkritnya, ada pemutaran lagu ‘2019 ganti presiden’, telepidato Rizieq Sihab tentang ‘tidak boleh memilih partai penista agama’, orasi Tengku Zulkarnain yang mengkritisi kinerja Jokowi. Bukti-bukti ini menunjukkan bahwa kegiatan reuni 212 telah digeser dari gerakan moral menjadi gerakan kampanye,” papar Boni.
(Ikhsan Djuhandar – www.harianindo.com)