Jakarta – Berita mengenai putri Denada, Shakira Aurum, yang menderita leukimia alias kanker darah memang sempat heboh beberapa waktu silam. Saat ini, kurang lebih selama enam bulan lamanya, Shakira telah menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit yang berada di Singapura.
Di Singapura, Shakira yang baru berusia lima tahun tersebut rutin menjalani kemoterapi guna mematikan sel-sel kanker yang ada di dalam tubuhnya. Lantas bagaimana kondisinya saat ini?
“Semakin ke sini sudah bisa kelihatan, Shakira badannya lebih gampang capek, mood-nya ya iyalah (naik turun), ya iyakan. Istilahnya kita sakit pilek saja mood berpengaruh, jadi mood dia naik-turun,” ujar Denada ketika ditemui kumparan di kawasan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan, Jumat (23/11) lalu.
“Mulai kelihatan di tangannya ada perubahan warna menghitam, beberapa bagian badannya juga. Tapi, kami bersyukur karena paling tidak, Allah berikan dia dan kami semangat terus. Ada beberapa tes hasil sumsum tulang belakangnya juga sudah terjadi sesuai harapan,” sambungnya.
Selain itu, efek dari kemoterapi yang dijalani ternyata juga ikut mempengaruhi bagian saraf yang ada di tubuh putri Denada tersebut. Salah satunya, membuat Shakira menjadi sulit untuk berjalan.
“Ada beberapa obat kemoterapi yang mempunyai efek kepada kakinya, saraf-saraf kakinya dan salah satunya membuat itu (sulit jalan). Dia enggak bisa naik tangga. Nah, rambut sih, sudah enggak ada. Emang botak. Shakira sudah botak sekarang,” tuturnya.
Denada juga menyebutkan bahwa putri sulungnya itu mengaku takut, ketika menjalani pengobatan kemoterapi dengan sistem yang mana obatnya dimasukkan langsung ke sumsum tulang belakang Shakira. Dalam proses tersebut, pasien dalam kondisi masih sadar dan masih bisa bergerak, namun tak punya daya ketika obat itu dimasukkan ke sumsum tulang belakang, atau disebut sedasi.
“Itu paling dia (Shakira) takutin, karena itu ditusuk masuk ke dan situ (sum-sum). Dan dia selalu merasa ketakutan dengan itu, dia selalu menangis-nangis kalau di situ,” kata pelantun ‘Mutha Futha’ tersebut tentang bagaimana anaknya menjalani 6 bulan masa pengobatan ini.
“Itu makanya, dia selalu merasa bahwa dia tidak pemberani. Padalah menurut saya pribadi, dia adalah anak yang masya Allah, Allah selalu memberi rezeki kepada saya melalui dia,” lanjut Denada.
Hal ini juga yang membuat Denada selalu berupaya untuk menguatkan Shakira, meski ia sendiri merasa sedih. Kendati demikian, ada satu momen yang membuat Denada begitu bersedih. Saat itu, Shakira memegang tangannya dan menanyakan kapan dirinya kembali sehat seperti sedia kala.
“Sampai sekarang ini aku selalu memberikan mindset sama dia bahwa dia ini menderita satu penyakit yang biasa-biasa aja. Maksudnya, bukan seserius kanker darah gitu,” kata Denada.
“Dia pegang tangan aku, dia bilang,’Bu, Shakira kapan sih sembuhnya?’ Mendengar hal itu buat saya kayak hancur hati saya,” ucap Denada, “Karena dia ngomong kayak begitu berarti ‘kan dia sudah terasa tersiksa sendiri, sedih sekali gitu,” lanjutnya.
Untuk menenangkan sang buah hati, ia pun memberikan jawaban bahwa Shakira sekarang sudah sehat. Namun, Shakira tidak percaya begitu saja dengan perkataaan sang ibu. “Dia bilang, ‘Kalau gitu kenapa Shakira masih harus kemo?’” ucap Denada.
Denada kembali memutar otak untuk memberikan jawaban yang tidak membuat anaknya merasa khawatir. “Aku bilang, ‘Enggak itu dibikin supaya Shakira lebih kuat lagi, tapi Shakira sudah sehat sekarang, udah sehat ‘kan?” tuturnya.
Denada memang memutuskan berbohong ke Shakira agar anaknya tidak merasa khawatir terkait kondisi kesehatannya saat ini. “Tujuanku untuk membohongi dia adalah supaya dia lebih melihat kondisinya lebih positif gitu,” tutup Denada.
(Tita Yanuantari – www.harianindo.com)