Jakarta – Hingga mendekati pelaksanaan Pilpres 2019, masih sekitar 3 persen penduduk usia dewasa di Indonesia yang belum melakukan pemutakhiran data e-KTP.
Hal ini diketahui dari temuan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada pekan lalu dimana 191 juta warga usia pemilih telah tercatat sebagai pemilih di Komisi Pemilihan Umum (KPU).
191 juta pemilih tersebut terbagi menjadi 189 juta pemilih dalam negeri dan 2 juta pemilih luar negeri.
“Ya saya kira data dewasa kurang lebih ada 191 juta orang. Akan tetapi kami akui perekamannya baru 97 persen karena masih ada 4 juta yang memiliki KTP ganda,” kata Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kepada wartawan, Senin (26/11/2018).
Karena itu, Tjahjo mengimbau agar warga yang belum melakukan pemutakhiran data agar pro aktif mendatangi kantor Kecamatan atau Dinas Kependudukaan dan Catatan Sipil (Dukcapil) setempat.
“Tolong mulai Januari ini mereka sudah merekam e-KTP supaya bisa menggunakan hak pilihnya,” ujar Tjahjo.
“Jangan sampai hak warga negara yang sudah dewasa tidak bisa menggunakan haknya,” tandasnya.
Tjahjo juga menegaskan, tidak ada alasan bagi pemerintah daerah untuk tidak mencetakkan e-KTP bagi warga yang telah melakukan perekaman data, karena pihaknya telah menyediakan segala keperluannya.
“Blangkonya ada. Hanya karena mungkin antrean panjang, listrik mati, atau mesin eror. Seperti beberapa waktu lalu saya ke Papua mereka yang datang cukup bagus, 60 persen datang untuk merekam,” jelas Tjahjo.
“Misal saja seseorang tinggal di Jakarta ataupun kebetulan lagi main ke Jakarta, mau berkunjung (mengurus E-KTP) ke Dukcapil Pusat silakan,” ucapnya.
“Toh di seluruh Indonesia (Dukcapil) itu ada. Setiap hari datang Jadi jika mungkin SDM di daerah sulit bisa langsung ke kami,” lanjutnya.
(samsularifin – www.harianindo.com)