Surabaya – Pemerintah Kota Surabaya bekerjasama tim peneliti geologi Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya menemukan dua sesar aktif yang melewati Surabaya.
Dua sesar tersebut yakni patahan Surabaya dan patahan Waru.
Patahan Surabaya meliputi kawasan Keputih hingga Cerme, Gresik. Sedangkan patahan Waru memanjang dari Rungkut, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Saradan, hingga ke Cepu, Jawa Tengah.
Terkait hal ini, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeko) Kota Surabaya, Ery Cahyadi mengungkapkan, pihaknya dan tim dari ITS akan melakukan pemetaan kawasan gempa di Surabaya dengan menggunakan metode sondir dan boring tanah di seluruh kelurahan, di Surabaya.
“Karena sesar Waru dan sesar Surabaya berpotensi menimbulkan gempa dan gempa itu menimbulkan kerusakan dan robohnya bangunan,” ucap Ery, Senin (15/10/2018).
Untuk meminimalkan kerusakan yang terjadi akibat gempa, Pemkot Surabaya akan melakukan perbaikan kondisi tanah dan bangunan.
“Setelah keluar hasil kajian terkait hasil sondir boring, maka kami akan lakukan sosialisasi dan perbaikan tanah maupun bangunan kepada masyarakat untuk antisipasi ketika terjadi gempa,” ujar Ery.
“Semua hasil sondir boring tanah sudah kami kirim ke ITS. Hasilnya akan kami sosialisasikan dan kami lakukan perbaikan tanah dan kondisi bangunan (di Surabaya),” lanjutnya.
Sedangkan untuk alat pendeteksi getaran gempa, Pemkot Surabaya akan berkoordinasi dengan tim ahli dari ITS dan Kementerian PUPR.
“Alat pemasang (seismograf) nanti akan ditempatkan sesuai arahan dari ahli gempa untuk lebih mudah pendeteksiannya,” ucap Ery.
Di tempat yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat (BPB Linmas) Surabaya, Eddy Chrisjanto mengungkapkan, akan ada sekitar 15 seismograf yang akan ditempatkan di 15 titik di wilayah Surabaya.
“Kami akan memasang 15 seismograf di 15 titik yang ada di Kota Surabaya,” jelas Eddy.
(samsul arifin – www.harianindo.com)