Tokyo – Jepang tengah mengembangkan bom luncur supersonik generasi terbaru yang mampu menjangkau pulau-pulau terluar.
Bom luncur tersebut dirancang untuk mampu mengirimkan hulu ledak dari jarak yang lebih aman sebagai antisipasi apabila pulau-pulau terpencil di garis terluar Jepang dikuasai atau diserang oleh pasukan musuh.
Disampaikan pejabat Kementerian Pertahanan kepada kantor berita Jiji Press, prototipe awal segera dikembangkan dan diharapkan persenjataan tersebut dapat berfungsi secara penuh pada 2025.
Pendanaan untuk penelitian awal disebut telah dianggarkan oleh Kementerian Keuangan pada tahun ini, sementara tambahan anggaran senilai 13,8 miliar yen (sekitar Rp 1,8 triliun) diharapkan dapat dianggarkan tahun depan.
Bom luncur generasi baru tersebut diperkirakan akan disesuaikan untuk sistem kendaraan peluncur darat. Sebagaimana diberitaan SCMP pada Rabu (26/9/2018), Jepang khawatir dengan kemungkinan China untuk menduduki Kepulauan Diaoyu, di Laut China Timur yang dikuasai Jepang namun diklaim Beijing.
Sehingga diperkirakan unit pertama dari rudal terbaru itu akan dikerahkan di pulau-pulau yang menjangkau kawasan tersebut seperti di Miyako atau Ishigaki di Prefektur Okinawa.
Diberitakan Jiji Press, sistem peluncur terbaru akan menembakkan rudal hingga ketinggian lebih dari 20 kilometer sebelum bom luncur dilepaskan dalam kecepatan tinggi menuju sasaran.
Dengan kecepatan dan sudut datang yang curam, dimungkinkan bom akan lebih sulit untuk dicegat.
Baca juga: Erdogan Layangkan Kritik Terkait Penggunaan Sanksi Ekonomi
Menurut Garren Mulloy, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Daito Bunkyo, senjata baru tersebut dirancang Jepang untuk melengkapi rudal jelajah yang saat ini telah dimiliki.
“Sampai dengan saat ini Jepang masih kekurangan rudal kendali presisi, terutama jika dibandingkan dengan AS, NATO atau Rusia, sehingga tidak mengherankan jika mereka ingin mengembangkan persenjataan semacam ini,” ujarnya. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)