Jakarta – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko ikut memberikan perhatian terhadap perkembangan kondisi gagal tumbuh pada anak atau stunting di Indonesia yang makin mengkhawatirkan.
Menurut Moeldoko, mereka yang mengalami stunting memiliki penghasilan 20% lebih rendah dari anak yang tumbuh optimal. Hal ini juga akan berdampak bagi penurunan produk domestik bruto sebesar 30%.
Moeldoko bahkan menyebutkan, kerugian akibat stunting bisa mencapai Rp 300 triliun per tahun.
“Apabila ini terus dibiarkan, investasi apa pun yang dipakai pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia jadi tidak optimal,” kata Moeldoko dalam acara Gerakan Cegah Stunting di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (16/9/2018).
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak yang menderita stunting di Indonesia mencapai sembilan juta anak. Bahkan di DKI Jakarta, ada sekitar 27% anak mengalami stunting.
“Stunting tidak hanya terjadi pada anak dari keluarga miskin. Stunting juga terjadi pada anak keluarga kaya, di kota maupun di desa,” jelas Moeldoko.
Karena itu, Moeldoko meminta kepada para orang tua untuk memperhatikan pasokan gizi anak terutapa pada 1.000 hari pertama kelahirannya. Selain itu, bayi juga harus diberi ASI secara eksklusif dan ditimbang serta divaksinasi secara rutin.
Dalam acara tersebut, selain Moeldoko dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek,juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua PKK DKI Jakarta Fery Farhati, Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Wakil Gubernur D.I Yogyakarta Paku Alam.
(samsul arifin – www.harianindo.com)