Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Senin (27/8/2018) bertemu dengan sejumlah putra pengusaha kelas kakap di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
Dalam pertemuan tersebut. Jokowi membicarakan soal perbaikan transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) yang sekitar 3%.
Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal ketidakpastian perekonomian global sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China serta krisis perekonomian yang terjadi di Turki.
“Waktu saya ketemu Presiden Bank Dunia, Presiden Kim, saya tanya langsung gimana kira-kira prospek pertumbuhan ekonomi maupun keadaan ekonomi global secara umum, apa saranmu kepada Indonesia? Dia ngomong tidak punya saran, semuanya sulit diprediksi,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Senin (27/8/2018).
Karena itu Jokowi menambahkan, hal yang bisa dilakukan pemerintah yakni memperkuat perekonomian dalam negeri, dengan mengikutsertakan para ‘konglomerat milenial’ guna membenahi CAD.
“Ini memang sudah lama sekali yang tidak diperbaiki, saya kira kita akan fokus di sana, termasuk terutama juga di neraca perdagangan,” ujar Jokowi.
Menurut Jokowi, CAD dapat dibenahi dengan menghemat devisa melalui program mandatori pemanfaatan biodiesel 20% (B20), dimana bisa menghemat hingga USD 11 miliar.
“Hal-hal seperti ini yang nggak pernah kita hitung secara detail tapi yang lain-lain juga sama, jadi kita nggak konsentrasi ke misalnya pariwisata,” lanjut Jokowi.
“Saya kira kalau kita bisa menyelesaikan ini dalam, saya yakin dalam setahun ini saya yakin kita bisa selesaikan,” tandas Jokowi.
(samsul arifin – www.harianindo.com)