Faenza – Salah satu pertimbangan Red Bull Racing (RBR) merekrut Pierre Gasly adalah si pembalap Prancis mampu beradaptasi dengan mesin Honda. Sebab, tim yang bermarkas di Milton Keynes itu mulai musim depan berganti pemasok mesin dari Renault ke pabrikan asal Jepang tersebut.
Selama dipakai oleh McLaren pada 2015-2017, mesin Honda lebih banyak bermasalah. Selain lambat, mesin tersebut juga tidak punya daya tahan yang baik. Permasalahan daya tahan memang masih menjadi penghambat, tetapi di tangan Gasly, Honda mampu meraih hasil finis terbaik sejauh ini.
Pembalap berusia 23 tahun itu mencatat prestasi terbaik dengan finis di posisi empat pada race Formula One (F1) seri Bahrain 2018 bermodal mesin Honda di mobil Toro Rosso. Gasly mengakui kalau pengalaman menyetir mobil bermesin Honda selama dua tahun terakhir sangat membantu.
“Bekerja sama dengan Honda selama dua tahun terakhir sangat membantu. Ketika saya membalap di Super Formula, kami mencoba membangun hubungan baik. Ketika pindah ke Toro Rosso, hubungan baik itu tetap berlanjut,” ujar Gasly sebagaimana diberitakan Crash pada Minggu (26/8/2018).
“Red Bull akan memakai Honda musim depan dan saya pindah ke sana. Saya sudah paham cara kerja mereka. Saya juga tahu kelebihan mereka, di bagian mana bisa meningkat, jadi membawa pengalaman itu sangat berguna,” imbuh pembalap bernomor 10 itu.
Hubungan antara Pierre Gasly dengan Honda dimulai ketika ia membalap di Super Formula bersama Team Mugen pada 2017. Gasly hampir menjadi juara di kategori pembalap andai dirinya tidak ditarik di tengah musim guna menggantikan Daniil Kvyat di Toro Rosso yang dinilai tampil buruk. (Tita Yanuantari – www.harianindo.com)