Jakarta – LSI Denny JA belum lama ini merilis hasil surveinya terkait elektabilitas para calon capres dan cawapres pada periode 12-19 Agustus 2018.
Dalam survei tersebut terungkap, kehadiran KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres justru menggerus elektabilitas Jokowi di kantong pemilih non muslim dan kaum terpelajar.
Terkait hal ini, Wakil Sekjen PKB Maman Imanulhaq menerangkan, hasil survei tersebut menjadi tantangan bagi relawan untuk meyakinkan pemilih non muslim bahwa Ma’ruf Amin adalah seorang ulama yang nasionalis dan melindungi minoritas.
“Ini menjadi tantangan relawan untuk meyakinkan bahwa Kyai Ma’ruf adalah sosok ulama nasionalis dan mempersatukan, tentu saja juga melindungi minoritas,” kata Maman Imanulhaq, Rabu (22/8/2018).
Direktur Relawan di Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf ini menambahkan, Ma’ruf Amin memiliki jabatan tertinggi di PBNU yakni sebagai Rais Aam, sedangkan PBNU sendiri adalah ormas Islam yang bersifat moderat sehingga seharusnya tidak sulit untuk menjelaskan kepada pemilih non muslim.
“Tidak sulit menjelaskan tentang Kyai Ma’ruf Amin, karena beliau adalah orang yang punya jabatan tertinggi di PBNU yakni Rais Aam, dan PBNU adalah ormas Islam yang bersifat moderat serta menjaga keutuhan NKRI,” jelas Maman.
Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan menambahkan, keraguan terhadap figur Ma’ruf Amin dikarenakan belum banyak yang mengenal sosoknya secara lebih dekat.
“Masyarakat umum masih belum mengenal Kyai Ma’ruf Amin secara utuh. Kalau sudah mengenal secara utuh, masyarakat akan cinta kepad Kyai Ma’ruf,” kata Daniel Johan.
Menurut Daniel, perlu strategi komunikasi kepadap pemilih non muslim untuk mengenalkan Ma’ruf Amin sebagai tokoh yang tepat untuk mendampingi Jokowi.
“Itu hanya urusan waktu saja,” kata Daniel optimistis.
Sedangkan untuk memperkenalkan kepada pemilih milenial, akan dilakukan oleh relawan yang berusia muda juga, bukan Ma’ruf Amin secara langsung.
“Tentu ada pembagian fokus. Saya rasa tidak ada yang sulit. Tinggal kita mengemas pola komunikasi kampanye,” kata Daniel.
Sebelumnya, LSI Denny JA mengungkapkan bahwa nama KH. Ma’ruf Amin memberikan pengaruh yang kurang baik bagi elektabilitas Jokowi di pemilih non muslim dan kaum terpelajar. Pengaruh paling besar terjadi pada pemilih non muslim.
Berikut ini perbandingan elektabilitas Jokowi dan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin menurut LSI Denny JA:
1. Pemilih muslim
Jokowi: 51,7%
Jokowi-Ma’ruf: 52,3%
2. Nonmuslim
Jokowi: 70,3%
Jokowi-Ma’ruf: 51,5%
3. Kaum terpelajar
Jokowi: 50,5%
Jokowi-Ma’ruf: 40,4%
4. Pemilih pemula atau milenial
Jokowi: 47,1%
Jokowi-Ma’ruf: 39,5%
(samsul arifin – www.harianindo.com)