Jakarta – Beberapa waktu yang lalu sebelum batas akhir pendaftaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 mendatang, kubu dari petahana Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan sosok Calon Wakil Presiden (Cawapres) yang akan mendampingi Jokowi kelak.
Pengumuman tersebut digelar di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada hari Kamis (09/08/2018). Dalam deklarasi tersebut, Jokowi mengatakan jika pilihan sosok cawapresnya jatuh pada Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma’ruf Amin.
“Saya memutuskan dan telah mendapat persetujuan dari partai-partai koalisi yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Kerja bahwa yang akan mendampingi sebagai calon wakil presiden adalah Profesor Kiai Haji Ma’ruf Amin,” kata Jokowi seperti yang dilansir dari Kompas, Sabtu (11/08/2018).
Mengetahui hal itu, mantan Rais Aam PBNU Ahmad Mustofa Bisri angkat bicara. Pria kelahiran Rembang, Jawa Tengah ini meminta Ma’ruf Amin untuk mundur dari jabatannya sebagai Rais Aam PBNU. Sebab menurutnya selain menjabat Rais Aam PBNU, Ma’ruf Amin juga merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2015-2020.
Baca juga : Jokowi Gandeng Ma’ruf Amin, Habib Novel : “Akhirnya Ulama Dijadikan Korban”
Pria yang akrab disapa Gus Mus ini menilai jika jabatan yang sedang disandang oleh Ma’ruf Amin saat ini kurang etis bila berada dibawah Presiden. Selain itu, jabatan yang diembang Ma’ruf Amin terlalu banyak sehingga kurang etis dilihat.
“Dia (Ma’ruf Amin, red) itu kan Rais Aam, ya etikanya, saya nggak tahu aturannya ya, kalau sudah menjabat sebagai (calon) wakil presiden ya mundurlah. Masa Ma’ruf Amin mau merangkap tiga jabatan, Ketua MUI, Rais Aam PBNU, wakil presiden, ya itu nggak etislah,” kata Gus Mus saat ditemui di Jakarta, Sabtu (11/08/2018).
Gus Mus menambahkan ia juga meminta PBNU dan MUI bersiap mencari pengganti Ma’ruf Amin menyusul terpilihnya Ma’aruf sebagai bakal calon wakil presiden mendampingi petahana Joko Widodo.
(Muspri-www.harianindo.com)