Harian IndoJakarta – Kipas angin masih banyak dipakai oleh masyarakat di wilayah Asia, khususnya di Indonesia. Dengan wilayah tropis yang cukup panas suhunya bila musim kemarau, tentunya kipas angin menjadi pilihan utama untuk mengurangi rasa panas di dalam rumah.
Namun demikian, penggunaan kipas angin, terutama di dalam kamar pada saat tidur, ternyata dapat membawa pengaruh buruk bagi kesehatan bila tidak diperhatikan kebersihannya.
Menurut pakar tidur dari Sleep Advisor, Merk Reddick, penggunaan kipas angin pada saat tidur dapat menyebabkan beberapa gangguan kesehatan, seperti alergi, asma, hingga mata kering.
“Efeknya mungkin tidak ke semua orang. Ada yang tidur nyaman dengan kipas angin, namun ada juga malah terjaga dan sulit tidur karena asma dan alergi mereka kambuh,” ujar Reddick, dikutip dari Daily Mail, Senin (30/7/2018).
Reddick menjelaskan, kamar tidur menjadi pusat berkumpulnya debu dan pollen yang tidak terlihat, yang akan berterbangan dan masuk ke saluran pernafasan begitu kipas angin dihidupkan.
“Jika kamu memperhatikan kipas angin, debu-debunya berkumpul di kipasnya kan. Nah partikel-partikel itulah yang akan terbang ke arahmu begitu kipas dinyalakan,” terangnya.
Untuk menghindari hal itu, Reddick kemudian menyarankan agar menjaga suhu tubuh tetap berada di angka 16 – 18 derajat dengan cara menghindari sengatan matahari secara langsung dan cukup mengkonsumsi air dingin sebelum tidur.
“Menghindari sengatan matahari langsung saat beraktivitas, cukup minum air dingin, dan menjaga sirkulasi udara di kamar tetap baik bisa menjadi cara tidur nyenyak tanpa kipas angin,” jelasnya.
(samsul arifin – www.harianindo.com)
